Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Karpet Merah

28 Februari 2020   03:36 Diperbarui: 28 Februari 2020   04:23 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
english.fashion101.in

Pertama kali dalam sejarah "karpet merah" dihamparkan untuk menyambut seorang pejabat adalah dalam drama Agamemnon oleh Aeschylus, ditulis pada 458 SM.  Ketika itu Troy disambut oleh istrinya Clytemnestra, yang menawarkan jalan merah untuk dilewati.  Troy ragu-ragu untuk berjalan di atas warna yang hanya bisa dilewati oleh 'kaki para dewa'.

Karpet merah secara tradisional digunakan untuk menandai jalan yang diambil oleh kepala negara pada acara-acara resmi.  Presiden pertama di Amerika Serikat yang menerima "pelayanan karpet merah" adalah James Madison pada tahun 1821. Sejak itu telah diperluas dan digunakan oleh segalanya mulai dari Academy Awards hingga United Airlines, yang membuat "Klub Karpet Merah" untuk lounge VIP.

 Lukisan-lukisan Renaisans sering menunjukkan karpet-karpet oriental, bermotif merah sebagai warna utama, diletakkan di tangga menuju singgasana atau pada platform penguasa memerintah.  Sebenarnya, ungu dianggap sebagai warna royalti karena merupakan salah satu warna yang paling mahal untuk dibuat.

Yesus pernah menerima sambutan kerajaan.  Sayangnya itu bukan oleh pejabat tinggi negara.  Para pemimpin Yahudi benar-benar kesal pada saat kedatangan Kristus yang penuh kemenangan ke Yerusalem.

Para pengikutnya melangkah masuk dan memimpin upacara.  Kristus menunggang seekor keledai muda seperti dinubuatkan dalam Zakharia 9: 9, 10. Alkitab berkata, "Dan ketika Ia pergi, banyak orang membentangkan pakaian mereka di jalan" (Lukas 19:36).

 Jalan yang diambil Kristus ke Yerusalem berbeda dengan jalan yang biasa diambilNya.  Yesus disambut dengan baik sebagai raja oleh orang-orang yang mau memberikan mantel terbaik mereka untuk menunjukkan penghormatan. 

Tetapi pada hari Jumat, Tuhan Yesus berjalan keluar dari Yerusalem di atas "karpet merah," jalan yang berlumuran darah menuju Kalvari.  Jalan menuju salib adalah jalan menuju kemuliaan.

Kita dipanggil untuk berjalan di jalan kerajaan yang sama itu sebagai pengikut Yesus.  Ketika kita sampai ke surga, gerbang kota besar akan mengayun terbuka lebar dan kita akan disambut dengan "karpet merah" kembali.  Akankah kamu berada di sana?

Wahyu 4:10
maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu..

Doug Batchelor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun