Pada zaman Yesus, orang Samaria adalah kelompok besar. Â Selama bertahun-tahun, perang seperti Pemberontakan Samaria Ketiga dan malapetaka lainnya mengurangi jumlah mereka. Â Diperkirakan bahwa sekarang ada lebih dari 700 orang yang tersisa yang merupakan keturunan orang-orang Samaria yang alkitabiah.
 Pada perjalanan terakhir-Nya ke Yerusalem, Yesus berencana untuk tinggal di desa Samaria.  Dia mengutus Yakobus dan Yohanes ke depan untuk mempersiapkan jalan.  Tetapi karena Dia menuju ke Yerusalem, orang Samaria yang berprasangka buruk terhadapNya, tidak menginginkan Dia di sana.
 Ini membuat Yakobus dan Johanes marah.  "Tuhan, apakah Engkau ingin kami memerintahkan api turun dari surga untuk membinasakan mereka?" Yakobus dan Yohanes mengira mereka melakukan kebaikan bagi Yesus.  Dalam kemarahan mereka, mereka berpikir bahwa itu ide yang baik untuk menghapus orang-orang ini dari peta!
 Bayangkan betapa terkejutnya mereka ketika Yesus menegur mereka.  "Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. (56) Lalu mereka pergi ke desa yang lain." (Lukas 9:55, 56).
 Ketika Yesus ditolak, Dia tidak membalas dendam.  Dia tidak akan memaksa orang untuk menerima-Nya.  Tetapi seseorang yang menolak-Nya hari ini masih bisa tunduk pada kaki-Nya besok.  Dia menunggu dengan sabar dan belas kasihan karena Dia ingin semua orang diselamatkan.
Lukas 9:51-56
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Doug Batchelor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H