Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Terlalu Banyak Ragi

27 Oktober 2019   23:07 Diperbarui: 27 Oktober 2019   23:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Roti terbesar yang pernah dipanggang berbobot 1572 kg.
Roti ini dibuat oleh Joaquim Goncalves dari Brasil pada tahun 2008.

Pada tanggal 13 November 2008, dalam perayaan Hari Rekor Dunia Guinness, Goncalves dan sejumlah orang lain berangkat untuk membuat roti terbesar yang pernah tercatat.  Surat kabar lokal dan anggota pers lainnya ada di sana untuk menyaksikannya, serta seorang pejabat dari Guinness World Records.  Setelah dipanggang selama satu setengah jam, roti yang hangat dan masih beruap  itu berhasil dibuat dan resmi masuk dalam catatan.  Roti ini kemudian dikirim ke berbagai badan amal di daerah tersebut.

Untuk memanggang roti sebesar itu, Anda harus memiliki banyak ragi!

Menariknya, justru hal inilah yang Yesus peringatkan kepada para murid-Nya --- terlalu banyak ragi!  Menanggapi para murid yang tidak memiliki cukup roti untuk perjalanan yang sedang mereka jalani, Yesus mengambil kesempatan untuk memperingatkan mereka, "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." (Markus 8:15).

Para murid benar-benar bingung.  Mereka pikir Yesus merujuk pada fakta bahwa mereka tidak memiliki cukup roti, tetapi Dia berbicara tentang sesuatu yang sama sekali berbeda.  Tujuan ragi adalah untuk membuat adonan menjadi besar dan mengembang.  Roti bagaikan ditiup.

Seperti inilah sebetulnya apa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dan apa yg dikatakan ajaran mereka .  Hal inilah yang masuk dalam definisi 'ditiup'.  Mereka mencoba untuk memperbesar segala sesuatu yang mereka lakukan, mengesankan orang-orang melalui doa kesalehan dalam upacara pembenaran diri mereka.  Dan menerima satu sendok makan saja akan ajaran mereka yang penuh kebanggaan diri,  akan menyebabkan kehidupan kita 'membengkak'.

etapi karakter Kristus sama sekali berbeda.  Sementara kesombongan manusia berkembang secara alami, Kristus merendahkan diri-Nya dan memilih untuk tidak menjadi apa-apa.  (Lihat Filipi 2: 5--8). Dan para pengikut-Nya, ketika melihat Dia, secara alami akan mengikuti teladan dan petunjuk-Nya.

1 Korintus 5:6-7
Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan? (7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun