August 02nd 2013
cintaku bagai sebuah fungsi yang berlaju tak terbendung secara eksponensial ingin kukuadratkan secara sempurna menjadi sebuah grafik fungsi cinta abadi
cintaku tak terdifferensialkan melalui parsial apalagi melalui implisit tetapi terintegralkan secara rasional aku tak ingin bejalan seperti aritmatik tetapi ku ingin berlari dengan geometrik
hatiku terasa bergejolak,terasa ganjil dan sulit kuregresikan analisis secara real pun tak banyak membantu alangkah kompleksnya mencari titik keseimbangan dari sistem cinta ini oh, ini menjadi tidak terdefinisi
laju perubahan cintaku terhadap waktu sungguh cepat tetapi tak beraturan seperti kurva sinus yang bergejolak kalkulus pun menangis,hatinya menjerit menatapku karena merasa sosoknya merasa tak berguna lagi di himpunan ini
ingin rasanya ku transformasikan dan mengkonversikannya menjadi bilangan cinta sehingga kuperoleh titik singgung antara hatiku dan hatinya dan menggapai kehidupan yang terdefinisi
limit perbedaan antara kita, tak menjadi kendala bagiku keyakinanku sudah mencapai titik maksimum mari kita subtitusikan kedua fungsi cinta ini menjadi satu persamaan cinta abadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H