Hello, kawan-kawan Kampret. Apa kabar semuanya? Semoga dalam keadaan sehat walafiat ya. Seminggu kemarin kami tidak menyapa Anda lewat tantangan yang baru oleh karena kegiatan Weekly Photo Challenge (WPC) yang ke-21 kemarin diperpanjang seminggu sesuai permintaan beberapa kawan.
Kami sangat senang dan bangga melihat antusiasme kawan-kawan semua dalam kegiatan kolaborasi kemarin. Dalam daftar tulisan yang berpartisipasi terdapat 32 buah tulisan yang masuk hingga tulisan ini dibuat. Dan berhubung sifatnya kolaborasi dengan maksimum anggota dua (2) orang, maka bolehlah dikatakan bahwa ada 64 tulisan yang masuk! Mengapa? Ya karena ada dua kepala yang menyusun dan menggarap satu tulisan tersebut. Anda semua hebat!
Kini memasuki minggu ketiga pada bulan keenam kegiatan WPC ini, kami ingin mengajak Anda bermain-main seputar olah digital. Ya, tema WPC 22 ini adalah tentang Olah Digital.
[caption id="attachment_213714" align="aligncenter" width="579" caption="Foto oleh Naim Ali (Album Kampret)"]
Olah digital adalah satu hal yang tidak terpisahkan dari dunia fotografi. Bagi penggemar fotografi maka selayaknya tahu hal-hal yang standar dalam olah digital ini seperti misalnya: mengubah ukuran file foto (resize), memotong sebagian gambar (cropping), mengatur gelap-terang sebuah foto (adjusting), membuat watermark, menimpakan atau menggabungkan dua atau lebih gambar (layer), mengkoreksi gambar, dan lain-lain.
[caption id="attachment_213715" align="aligncenter" width="576" caption="Koreksi awan oleh Lebs to Lebs (Album Kampret)"]
Ada banyak piranti lunak (software) yang dapat dipakai untuk mengolah hasil foto mulai dari yang gratis sampai dengan yang berbayar. Sebab itu, kami serahkan kepada Anda semua mengenai pilihan piranti lunaknya.
Olah Digital dalam fotografi masih dalam tahap perkembangan, sejauh mana teknik itu diperbolehkan atau tidak. Dahulu jaman fotografi analog Post Production dalam fotografi adalah cuci cetak, yang merupakan faktor penting. Kini peranan itu digantikan oleh software digital, dan baru 10 tahun ini fotografi masuk dalam ranah digitalisasi.
[caption id="attachment_213716" align="aligncenter" width="560" caption="High Dynamic Range/HDR oleh Harja Saputra (Album Kampret)"]
Batasan-batasan mana yang baik mana yang kurang baik memang masih rancu. Sebagian menunjuk hal tersebut manipulasi, sebagian lain menganggapnya sebagai sarana ekspersi seni. Setiap perkembangan, apapun bentuknya tak lepas dari sisi baik dan buruknya.