Matahari adalah sahabat bagi penikmat dunia fotografi. Pengguna kamera banyak menghasilkan kreasinya dengan mengandalkan lampu gratis dari Tuhan ini, dari golden hour di pagi hari hingga golden hour di sore hari, beragam efek fotografi tercipta. Jelas sekali bahwa dunia fotografi menjadi mudah apabila kita memiliki banyak cahaya dan kondisi ideal.
Namun ada kalanya kita berhadapan dengan suasana yang tidak mendukung. Memotret malam hari di dalam ruangan saat sumber cahaya alami terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Lampu kilat menjadi salah satu andalan. Tapi bagaimana bila lampu kilat juga tidak ingin kita pergunakan? Semisal ketika suasana yg ingin kita hasilkan dapat rusak oleh kilatan flash, seperti saat merekam suasana candlelight dinner.
[caption id="" align="alignnone" width="558" caption="Lilin Dalam Botol- Ouda Saija (Album Kampret FB)"][/caption]
Tanpa lampu kilat, kondisi kurang cahaya dalam sebuah ruangan temaram dengan pencahayaan lilin atau sejenisnya justru menghasilkan suasana yang hangat. Tantangannya adalah mengakali kurangnya cahaya. Lalu bagaimana caranya agar kita tetap dapat menghasilkan foto yg acceptable atau bahkan outstanding? Ada beberapa trik yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hal ini.
1.Angkat ISO tinggi-tinggi
Angka ISO tinggi berarti menjamin foto tercukupi cahayanya dalam kondisi kekurangan. Kompensasinya adalah foto yang dihasilkan lebih “kasar” karena noise atau grain yang dihasilkan ISO tinggi. Tetapi noise adalah harga yang pantas didapatkan apabila kondisi tidak memungkinkan memotret dalam kondisi sedemikian rupa.
2.Atur aperture
Aperture (biasa ditulis dengan satuan f/xx) menentukan berapa besar cahaya yang bisa masuk. Dalam kondisi lemah cahaya, tentunya aperture kita buka lebar-lebar (sesuai kemampuan lensa dan kamera masing-masing). Untuk mengingatkan lagi, semakin kecil di angka penunjuk aperture berarti bukaannya semakin lebar
[caption id="" align="alignnone" width="576" caption="Lilin - Bowo Bagus (Album Kampret FB)"][/caption]
3.Stabilkan kamera
Jika kedua poin di atas masih menghasilkan gambar yg blur karena pergerakan, ada baiknya menghentikan sumber gerakan tersebut, yaitu tubuh kita. Beragam upaya bisa kita lakukan, seperti menggunakan tripod, meletakkan kamera di tempat yg stabil seperti meja atau kursi, atau dengan cara menyandarkan tubuh serileks mungkin untuk meminimalisir gerakan.
[caption id="" align="alignnone" width="605" caption="Lentera - Eka Tuh (Album Kampret FB)"][/caption]
4.Mainkan white balance
Suasana hangat juga gagal didapat bila kita salah menggunakan white balance. Suasana temaram memancarkan nuansa hangat, sementara white balance yang diatur auto menolaknya dengan menganti suasana menjadi normal. Bermain dan bereksperimen dengan white balance akan sangat bermanfaat.
[caption id="" align="alignnone" width="605" caption="Belajar - Arif Lukman Hakim (Album Kampret FB)"][/caption]
Nah, untuk tantangan WPC kali ini, mari kita sulap kamar-kamar kita menjadi tempat bermain-main dengan kehangatan lilin, lampu tempel atau yang lainnya. Di dalam keterbatasan cahaya, akan muncul begitu banyak kreativitas.
Jangan lupa titipkan tautan (link) tulisan Anda pada kolom komentar dibawah jika Anda berpartisipasi dalam kegiatan Weekly Photo Challenge yang ke-26 ini. Dan jangan pula lupa untuk menautkan tautan tulisan ini ke artikel Anda agar memudahkan teman-teman lain yang ingin berpartisipasi atau membaca karya-karya yang lain.
Postingan yang terpilih sebagai yang terbaik untuk WPC 25 : High Key dan Low Key, jatuhpada postingan ini. Selamat kepada yang terpilih!
Salam Kampret dan selamat berakhir pekan!
- Tantangan Memotret Dalam Kondisi Low Light
- St-tropez: Atraksi Liburan Antara Luxus dan Pantai
- Telpon Genggam Blackberry Galaxy dan iPhone
- When Love Pretend
- Photography a Darkened Room or Darkness Places
- Keindahan Masjid Sultan Singapura dan Sekitarnya
- Kembang Cinta Kembang Malam Delapan
- Belajar Low Light Photography
- Bermain Dalam Gelap
- Menikmati Perayaan St Martin Dari Kacamata Yang Lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H