Mohon tunggu...
Kamiylah Taher
Kamiylah Taher Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1- Rekayasa Nanoteknologi, Univesitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga yang memiliki hobi menonton film dan menyukai ketenangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cicak, Sumber Inspirasi Ilmuwan Nanoteknologi!

21 Mei 2023   22:40 Diperbarui: 21 Mei 2023   23:03 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pernahkah terlintas di benak kalian, mengapa cicak dan tokek bisa menempel di dinding? Mengapa saat cicak memanjat dinding, tidak terjatuh? Apa cicak punya perekat di kakinya? Pertanyaan-pertanyaan sederhana inilah yang justru membuat bidang keilmuan bertambah luas. Apalagi, cicak dapat merayap di tempat yang kondisinya kering, basah, permukaan halus, maupun permukaan kasar, cicak tidak kesulitan dengan hal-hal tersebut. Ilmuwan-ilmuwan yang memiliki banyak pertanyaan akan ilmu pengetahuan mencari tahu mengapa cicak dapat menempel di dinding.

Ternyata, di telapak kaki cicak, terutama pada jari kakinya terdapat ratusan hingga jutaan ribu rambut halus berukuran mikro yang disebut setae. Setae merupakan serat lunak yang dapat membuat cicak memiliki area kontak yang luas di hampir semua permukaan baik maupun kasar. Cicak dapat menempel di dinding karena terdapat interaksi antarmolekul yang terjadi di setae. Interaksi antarmolekul tersebut merupakan interaksi yang sangat lemah dan dikenal dalam kimia maupun fisika adalah gaya Van der Waals (Terwisscha-Dekker et al., 2021).

Gaya Van der Waals dapat terjadi apabila jarak antar molekul sangat dekat dan tidak terjadi pembentukan ikatan antar atom. Mudahnya, dalam sebuah atom terdapat muatan, muatan tersebut adalah negatif dan positif (Fadli Rasyid, 2020). Apabila muatan negatif dan positif didekatkan, dapat terjadi tarik menarik seperti magnet dengan kutub negatif yang akan menarik kutub positifnya. Gaya Van der Waals ini sangat kecil dan lemah, sehingga manusia tidak dapat merasakannya

Cicak dapat merasakan gaya Van der Waals pada permukaan jari kaki mereka. Karena apabila permukaan jari kaki mereka dilihat menggunakan mikroskop elektron, terlihat rambut-rambut halus di permukaannya yang apabila diperbesar, terlihat setae yang tersusun seperti cabang. Dalam 1 mm2 terdapat kurang lebih 14.000 setae. Belum cukup di setae, jika setae diperbesar lagi terdapat rambut-rambut halus di ujungnya seperti ranting yang disebut spatulae. Spatulae inilah yang membuat cicak dapat merasakan gaya Van der Waals, karena ukurannya yang berkisar 100-300 nm.

Dalam hal inilah, nanoteknologi diperlukan. Nanoteknologi adalah bidang teknologi yang mempelajari material berukuran nano. Nano sendiri berarti kerdil atau sangat kecil. Benda dapat disebut berukuran nano apabila berkisar dari 1-100 nanometer. Apabila dikonfersi ke skala meter, 1 nanometer sebanding dengan 1 per 1.000.000.000 meter.

Ternyata nanoteknologi sudah ada sebelum manusia menemukannya. Nanoteknologi tersebut merupakan hasil dari alam yang akhirnya manusia mengikutinya untuk membantu manusia mempermudah pekerjaannya, dan nanoteknologi tersebut dimiliki oleh cicak yang menggunakannya untuk dapat merayap di dinding.

Dikutip dari laman web Stanford University, diketahui akhir-akhir ini ditemukan bahwa gaya Van der Waals bukanlah satu-satunya gaya yang terjadi di spatulae cicak. Peneliti Andre Geim yang bertugas untuk mensintesis setae cicak, menemukan ada gaya kapiler yang ikut berkontribusi pada adhesi. Gaya kapiler sendiri merupakan gaya tarik menarik pada permukaan air. Penliti Andre Geim dan rekannya dari University of Manchester berhasil menyintesis bahan yang bermodelkan kaki cicak atau tokek, temuan itu disebut selotip tokek yang dalam proses pembuatannya menggunakan banyak metode nanoteknologi.

Meskipun masih perlu banyak pengembangan dari teknologi ini. Tetapi, masa depan perekat biomimetik ini sangat cerah. Dibuktikan dengan perekat cicak atau tokek ini, memungkinkan astronot untuk melakukan inspeksi di luar angkasa tanpa menggunakan tali kekang yang cukup sulit digunakan. Di sisi lain, perekat ini dapat digunakan lebih umum seperti meningkatkan efisiensi manusia dalam berbagai bidang pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA:

Fadli Rasyid, M. (2020). Buku Kimia Kelas X. In Statistik Daerah Kecamatan Kartasura Tahun.

Terwisscha-Dekker, H., Grzelka, M., Lpinay, S., & Bonn, D. (2021). How does 'Gecko tape' work? Biotribology, 26(February), 2--6. https://doi.org/10.1016/j.biotri.2021.100179

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun