Mohon tunggu...
Kamir R. Brata
Kamir R. Brata Mohon Tunggu... -

Hamba Tuhan yang ingin berbuat nyata memelihara lingkungan ciptaanNya, mulai dari kapling sendiri, insyaAllah manfaatnya terus dibagi kepada siapapun yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lubang Resapan Biopori (LRB) untuk Mengurangi Banjir dan Genangan Air

11 Agustus 2010   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya permukaan yang dapat meresapkan air ke dalam tanah di kawasan pemukiman.Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena berkurangnya laju peresapan air ke dalam tanah; akan menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.Peresapan air hujan yang efektif perlu dilakukan untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk memelihara kelembaban tanah, dan menambah cadangan air tanah (ground water).Dengan demikian dapat mencegah keretakan tanah yang memicu terjadinya kerusakan bangunan, jalan dan saluran drainase; serta dapat mencegah keamblesan tanah (subsidence) dan intrusi air laut karena kosongnya pori tanah akibat penyedotan air bawah tanah yang berlebihan.

Teknologi konvensional yang telah diperkenalkan untuk peresapan air adalah pembuatan sumur resapan yang tidak semua orang dapat menerapkannya.Karena dimensi sumur resapan cukup besar, perlu dibuat penguatan sebagian dindingnya serta perlu diisi dengan pasir, kerikil, dan ijuk; untuk menghindari longsornya dinding resapan.Bahan pengisi tersebut tidak dapat digunakan oleh biota tanah sebagai sumber energi dalam penciptaan biopori, sehingga sering terjadi penyumbatan permukaan resapan oleh bahan-bahan halus yang terbawa air yang tersaring oleh ijuk menyumbat rongga diantara ijuk. Pengumpulan volume air yang cukup besar ke dalam sumur resapan menyebabkan beban resapan yang relatif besar. Beban resapan adalah volume air yang masuk dalam lubang dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang). Beban resapan akan meningkat sejalan dengan peningkatan diameter lubang (Tabel 1).

Tabel 1. Hubungan Diameter Lubang Dengan Beban Resapan dan
Pertambahan Luas Permukaan Resapan

Diameter Lubang
(cm)

Mulut lubang (cm2)

Luas dinding (m2)

Pertambahan Luas (kali)

Volume (liter)

Beban Resapan (liter/m2)

10

79

0,3143

40

7,857

25

100

7857

3,1429

4

785,714

250

Lubang resapan biopori (LRB) dibuat dengan menggali lubang vertikal kedalam tanah. Diameter lubang yang dianjurkan 10 cm sampai kedalaman 100 cm atau tidak melebihi kedalaman permukaan air tanah (water table).Pemilihan dimensi yang dianjurkan bertujuan untuk efisiensi penggunaan ruang horizontal yang makin terbatas dan mengurangi beban resapan. Tabel 1 menunjukkan bahwa LRB berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm hanya menggunakan permukaan horizontal 79 cm2 menghasilkan pemukaan vertikal seluas dinding lubang 0,314 m2, berarti memperluas permukaan 40 kali yang dapat meresapkan air. Volume air yang masuk tertampung dalam lubang maksimum 7,9 liter akan dapat meresap ke segala arah melalui dinding lubang, akan menimbulkan beban resapan maksimum 25 liter/m2. Perluasan permukaan resapan akan menurun dan beban resapan akan meningkat dengan peningkatan diameter lubang.Sebagai contoh bila diameter lubang 100 cm mendekati diameter sumur, perluasan permukaan yang diperoleh hanya 4 kali, dengan beban resapan yang meningkat menjadi 250 liter/m2. Peningkatan beban resapan mengakibatkan penurunan laju peresapan air karena terlalu lebarnya zone jenuh air di sekeliling dinding lubang, apalagi bila sebagian permukaan resapan dikedapkan dengan penguat dinding.

Peresapan air ke dalam tanah dapat diperlancar oleh adanya biopori yang dapat diciptakan oleh fauna tanah dan akar tanaman.Untuk menyediakan lingkungan yang kondusif bagi penciptaan biopori di dalam tanah, LRB perlu diisi sampah organik sebagai sumber makanan bagi biodiversitas tanah.LRB dapat membantu mempermudah pemasukan bahan organik ke dalam tanah meskipun pada permukaan yang tertutup lapisan kedap. Lubang silindris akan menjadi simpanan depresi yang dapat menampung sementara aliran permukaan untuk memberi kesempatan meresap ke dalam tanah.Dinding lubang silindris menyediakan tambahan permukaan resapan air seluas dinding saluran atau lubang yang dibuat. Bila lubang silindris diisi sampah organik, maka permukaan resapan tidak akan mengalami kerusakan atau penyumbatan karena dilindungi oleh sampah organik.Kumpulan sampah organik yang tidak terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi habitat yang baik bagi fauna tanah terutama cacing tanah yang memerlukan perlindungan dari panas matahari dan kejaran pemangsanya. Di dalam LRB mereka memperoleh makanan, kelembaban dan oksigen yang cukup.

LRB dibuat dengan menggali lubang vertikal ke dalam tanah, diameter sekitar 10 cm sedalam < 1 m, kemudian diisi dengan sampah organik.Diameter LRB dibuat kecil untuk mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat dipertahankan. Dengan demikian sampah organik dalam LRB dapat mengalami proses pelapukan yang relatif cepat oleh kerja sama antara fauna tanah dan mikroba dalam lingkungan aerobik, tidak menimbulkan bau busuk.Tikus dan ular tidak dapat bebas keluar masuk karena tidak dapat membelokkan badannya pada lubang kecil. Untuk kawasan perkotaan, ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan sudah berkurang. Makin sempitnya permukaan resapan di wilayah perkotaan perlu ditanggulangi dengan memperluas permukaan peresapan vertikal ke dalam tanah. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang (Tabel 1).

Dengan diameter lubang cukup kecil, LRB dapat dibuat menyebar pada tempat-tempat dimana air hujan akan terkumpul dengan membuat alur atau cekungan disesuaikan dengan desain taman yang sudah ada.Beberapa alternatif penempatan LRB adalah pada tempat yang aman dan tidak mengganggu estetika, seperti:

1.Saluran pembuangan air diubah menjadi saluran peresapan air.

2.Di saluran tepi jalan.

3.Perubahan kontur taman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun