Mohon tunggu...
Kamin Sumardi
Kamin Sumardi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar bidang vokasi, refrigerasi dan tata udara di Universitas Pendidikan Indonesia

Suka traveling, olah raga, meneliti, mengajar, memberi pelatihan dalam pendidikan vokasi dan HVAC. Suka berorganisasi dan suka banyak teman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prodi Pendidikan Teknik Mesin UPI, Melaksanakan PkM di SMKN 4 Kota Sukabumi

16 Juli 2024   14:45 Diperbarui: 16 Juli 2024   14:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pemateri pelatihan membuat bahan ajar berbasis google site (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi

SMKN 4 Kota Sukabumi merupakan mitra Program Studi Pendidikan Mesin dalam mengembangkan berbagai kegiatan akademis dalam rangka mengembangkan kemampuan prosesional guru. Untuk melanjutkan hubungan baik tersebut, dilaksanakan program pengabdian pengabdian pada masyarakat dengan tema membuat perangkat bahan ajar berbasis teknologi informasi dalam kurikulum merdeka. Materi tersebut sangat dibutuhkan oleh guru dalam mempersiapkan diri dan mengimplemetasikan kurikulum merdeka pada tahun ajaran baru 2024-2025. Selain itu, kegiatan ini dalam mendukung SMKN 4 Kota Sukabumi yang mendapatkan program Sekolah Pusat Keunggilan.  SMKN 4 Kota Sukabumi merupakan sekolah salah satu SMK favorit yang didirikan pada tahun 2008. SMKN 4 Kota Sukabumi beralamat di Jalan Merdeka KM 4, Cipanengah, Kec. Lembur Situ, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Memiliki 5 program keahlian yaitu: teknik pengelasan dan fabrikasi logam, teknik sepeda motor, teknik, desain komunikasi visual, teknik pemesinan dan teknik penegcoran logam. SMKN 4 Kota Sukabumi memiliki luas 13.727 m2, ruang kelas 69 buah, dan memiliki 69 guru dengan jumlah siswa sebanyak 1.276, dan ada 39 rombongan belajar. (https://sync.disdik.jabarprov.go.id/index.php?page=stat_guru).

Ada beberapa kemampuan guru SMK yang harus ditingkatkan untuk dapat melaksanakan kurikulum merdeka, yaitu: kemampuan menggunakan teknologi informasi (IT), menggunakan TI untuk membuat perangkat ajar, menerapkan variasi metode mengajar, menyesuaikan materi buku teks, modul ajar, dan contoh projek dengan kurikulum merdeka, dan menggunakan evaluasi yang baik dan standar serta membutuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang baik. Komptensi guru yang wajib ditingkatkan untuk mampu melaksanakan kurikulum merdeka, yaitu: mampu membuat tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan waktunya tertentu. Menguasai strategi pembelajaran yang variatif (ceramah, diskusi kelompok, proyek, simulasi, studi kasus, dan pengalaman praktis). Memanfaatan ragam sumber belajar seperti buku teks, video, infografis, sumber daring, dan materi audiovisual lainnya. Guru harus memiliki kemampuan interaksi gurudengan siswa, antar siswa, siswa dengan lingkungan. Mengintegrasikan teknologi yang relevan dengan melibatkan dan akses ke sumber daya yang lebih luas. Membangun umpan balik proses belajar yang konstruktif. Guru memiliki kepekaan terhadap keberagaman (diferensiasi) yang sesuai dengan kompetensi abad 21.

Pelatihan membuat perangkat ajar kurikulum merdeka dengan bantuan Teknologi Informasi (TI) dilaksanakan selama 2 hari kerja yaitu tanggal 10-11 Juli 2024. Materi pelatihan terdiri atas: bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pengenalan platform google sites sebagai media berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), panduan integrasi dokumen bahan ajar ke platform google sites, praktikum membuat bahan ajar berbasis platform google sites, latihan mandiri dan pendampingan pasca pelatihan. Pelatihan diikuti oleh 60 orang guru SMK, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Lokasi pelatihan di gedung olahraga SMK 4 Kota Sukabumi. Pelatihan tersebut dibimbing oleh instruktur (Gambar 1) yang sudah memiliki pengalaman dan memiliki kepakaran yang relevan dibidangnya, yaitu Dr. Yayat, M.Pd.; Dr. Kamin Sumardi, M.Pd.; dan Ega Tqawali Berman, M.Eng., dan dibantu oleh tenaga teknis Ahmad Khoirul Huda.

Gambar 2. Peserta antusias mengikuti pelatihan (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)
Gambar 2. Peserta antusias mengikuti pelatihan (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)
Pelatihan selama 3 hari itu antusias diikuti oleh semua peserta sampai akhir (Gambar 2). Pelatihan tersebut merupakan hal yang jarang didapatkan dan sangat bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan profesionalisme. Pelatihan lebih banyak porsi latihan/praktik dibandingkan teori. Walau masih terkendala oleh jaringan internet yang kurang stabil dengan bandwidth yang terbatas. Tujuan pelatihan ini yaitu merefresh kembali konsep perangkat ajar, khususnya berbasis kurikulum merdeka dan membuat e-modul berbantuan google sites. Pemilihan google sites karena semua guru SMK tersebut menggunakan google sebagai pencari data sehingga mempermudah. Peserta berlatih membuat e-modul menggunakan google sites yang sesuai dan dibutuhkan. Dasar kemampuan tersebut sudah dimiliki oleh guru, sehingga pelatihan lebih ditingkatkan pada level advance atau lanjut dan mengeksplor lebih banyak variasi dalam membuat e-modul. Guru-guru cukup antusias dalam berlatih dan langsung pada laptop masing-masing (Gambar 3, 3a, & 3b).

Gambar 3. Peserta berlatih (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Bandung)
Gambar 3. Peserta berlatih (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Bandung)

Gamban3a. Peserta dipandu sampai bisa (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)
Gamban3a. Peserta dipandu sampai bisa (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)

Gambar 3b. Seluruh peserta pelatihan, instruktur dan pimpinan SMKN 4 Kota Sukabumi (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)
Gambar 3b. Seluruh peserta pelatihan, instruktur dan pimpinan SMKN 4 Kota Sukabumi (Foto: Dokumentasi SMKN 4 Kota Sukabumi)

Pelatihan tersebut mendukung program sekolah yang memiliki program SMK Pusat Unggulan (SMK PK). Penggunaan web atau teknolog informasi menjadi kebutuhan guru saat ini, karena sesuai dengan tuntutan dunia industri dan dunia kerja (Dudika). Teknologi informasi juga membantu guru-guru dalam mempermudah pekerjaan dan mendidik siswa ikut dalam dunia digital. Kegiatan pelatihan merupakan jembatan yang menghubungkan triple helix, yaitu sekolah (SMK), perguruan tinggi dan dunia industri serta dunia kerja. Rintisan ini harus terus dikembangkan kepada seluruh SMK, khususnya SMK yang jauh dari perkotaan atau pusat pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun