Kebijakan pemerintah yang membatasi ruang gerak masyarakat, seperti physical distancing (menjaga jarak fisik), membuat kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi. Kondisi pandemi membuat proses digitalisasi berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah sistem pembayaran yang dilakukan secara digital atau yang biasa disebut cashless payment.
Kini, sistem cashless payment menjadi sangat populer, khususnya di kalangan anak muda. Gaya hidup anak muda yang cenderung mengutamakan kepraktisan dan kemudahan dalam aktivitasnya, menjadi alasan penggunaan transaksi non-tunai ini marak digunakan.
Sistem pembayaran non-tunai bukanlah hal yang baru. Melansir dari www.bi.go.id, Kamis, (23/12/2021), pemerintah pertama kali mulai menerapkan e-money dalam pembayaran tagihan jalan tol di seluruh Indonesia, tahun 2017 lalu.Â
Hal ini menjadi awal pengenalan sistem cashless payment kepada masyarakat. Namun penggunaannya belum sepopuler setelah pandemi datang.Â
Semua kegiatan transaksi dapat dilakukan hanya dengan sebuah smartphone saja. Mulai dari transfer uang, belanja online, membeli makanan dan minuman, membayar parkir, membayar transportasi, hingga berdonasi.Â
Dengan demikian, transaksi dengan sistem cashless payment tidak melibatkan perpindahan uang secara fisik, sehingga hal ini akan mengurangi kemungkinan risiko penyebaran virus corona.
Penerapan sistem cashless payment ini tidak lepas dari penggunaan dompet digital atau e-wallet. Saat ini, alat pembayaran tersebut yang paling banyak diminati oleh kaum milenial.Â
Di Indonesia sendiri, sudah banyak penyedia layanan e-wallet yang dapat diakses melalui sebuah aplikasi, contohnya seperti Gopay, OVO, ShopeePay, DANA, LinkAja, dan sebagainya.
Salah satu pegawai toko minuman di daerah Tomang, Rivia Amanda, mengatakan bahwa sistem pembayaran non-tunai (cashless payment) telah memudahkannya dalam mengelola keuangan di tempat kerjanya dengan cepat dan tepat.Â
Ia tidak perlu lagi menyiapkan kembalian ketika transaksi berlangsung. Para konsumen hanya perlu membayar, sesuai dengan nominal yang harus dibayarkan tanpa harus mengantre. Sehingga hal ini cukup efektif dalam mengurangi kerumunan.
"Lebih mudah dalam penghitungannya, gak perlu kembalian gitu, lebih praktis. Karena kan di pembayaran cashless konsumen juga bisa dapet cashback 30%, 40%, jadi tuh mereka lebih tertarik pembayaran cashless daripada tunai. Di sini juga kebanyakan belinya lewat aplikasi (online)," kata Rivia, Jum'at (3/12/2021).