Oleh
Kamila Wirdiati
Pulau Lombok memiliki kesenian dan kebudayaan yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya dapat dengah mudah di temui di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Salah Satunya adalah Gendang Beleq. Gendang beleq adalah Alat musik kebanggan masyarakat suku sasak yang dimainkan secara berkelompok dengan cara di tabuh.
Gendang Beleq terbuat dari pohon meranti yang tubuh subur di pulau Lombok, gendang beleq menghasilkan suara yang besar dan bergema dan jika ditabuh akan mengeluarkan bunyi dang dang. Suara ini dihasilkan oleh batang pohon yang dilubangi dan dilapisi dengan kulit sapi,kerbau atau kambing. Ukuran Gendang Beleq yakni berdiameter 50 cm dan panjang 1,5 meter.
Gendang Beleq terdiri dari dua suku kata yang merupakan penggabungan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Sasak. Gendang merupakan penambahan saja karena bentuknya yang mirip dengan gendang pada umumnya sedangkan “Beleq” dari Bahasa Sasak berarti besar. Jadi Gendang Beleq adalah Gendang yang besar. Gendang beleq biasa dimainkan dengan alat music seperti gong, terumpang, pencek,oncer, kenceng dan seruling.
Dengan suara yang ramai pertunjukan gendang beleq sangat menarik baik untuk wisatawan local maupun internasional. Para pemain Gendang Beleq biasa disebut (sekha) terdiri dari dua orang pemain gendang utama. Dengan menggunakan baju adat tradisional Lombok, sekha memukul gendang dengan gerakan yang berirama sehingga menghasilkan suara yang menghibur.
Pada awalnya Gendang Beleq hanyalah alat music yang mengiringi para prajurit saat akan berjuang di medan perang hal ini dipercaya dapat membuat para prajurit menjadi lebih berani untuk berkorban membela kerajaannya.
Namun seiring berjalannya waktu Gendang Beleq digunakan sebagai salah satu budaya yang bisa dijadikan sebagai media hiburan yang dipertunjukkan pada saat acara kebudayaan atau acara pernikahan adat.
Di Lombok kini untuk melestarikan gendang beleq selainkan memainkan pada saat acara-acara tertentu juga dapat dilestarikan melalui salah satu ekstrakurikuler di sekolah, hal tersebut digunakan sebagai wadah untuk memperkenalkan gendang beleq kepada remaja tentang kebudayan yang dimiliki oleh suku sasak yang harus tetap dimainkan ketika ada acara-acara kebudayaan dan mengajarkan kepada para remaja cara memainkan alat music gendang beleq hal tersebut dapat dilihat pada ekstrakurikuler SMAN 5 MATARAM, latihan gendang beleq tidak kalah seru dan ramai dengan latihan ekstrakurikuler lainnya, latihan gendang beleq sering diadakan pada sore hari setiap hari senin dan kamis tetapi tidak semua siswa mengikuti ekstrakurikuler tersebut tergantung dari minat siswa berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu siswi kelas XII MIA 1 yang bernama Wardiyah Rahmawati.
Dengan demikian melihat upaya SMAN 5 MATARAM yang menjadikan gendang beleq sebagai salah satu ekstrakurikuler adalah hal yang membanggakan, karena sekolah tersebut melestarikan budaya kearifan local suku sasak. Dan hal tersebut merupakan bagian dari pendidikan untuk mengembangkan kearifan local suku sasak.
Sumber refrensi :