Stunting Sedini Mungkin utamanya bagi Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Karangkuten, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto (10/7/24).
Mojokerto, BBK 4 UNAIR Karangkuten - Mahasiswa UNAIR mengadakan program CSSM : CegahProgram ini digarap oleh Dhinda Adilia Zulia Rahma, mahasiswa fakultas kedokteran, dan Vadya Friska Lutfyani, mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat. Pihaknya berupaya memberikan jawaban atas permasalahan stunting di Mojokerto. Dilansir dari situs mojokerto.go.kab.id, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati tetap mewanti-wanti agar supaya dalam menurunkan stunting terus digenjot, mengingat sifat stunting fluktuatif (kondisi yang tidak tetap) seiring kelahiran bayi-bayi baru. Ikfina menggencarkan program zero new stunting. Meskipun secara faktual data, angka stunting di Kabupaten Mojokerto mengalami penurunan signifikan dari tahun ke tahun, mulai dari 27,4% di tahun 2021, menjadi 11,6 di tahun 2022, dan kini 9,6% di tahun 2024.
CSSM ini diinisiasi dengan tujuan untuk menyukseskan program unggulan nasional untuk mencapai angka zero stunting. Tim BBK 4 UNAIR berupaya untuk mendesain program dengan baik dan tepat sasaran. Program ini diutamakan untuk para wanita usia subur atau biasa disebut sebagai WUS khususnya para ibu hamil. Program ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2024 bertempat di Balai Dusun Tumbuk, Desa Karangkuten, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Selama berlangsungnya acara, tim BBK 4 UNAIR merasakan antusiasme dari para warga masyarakat.Â
CSSM : Cegah Stunting Sedini Mungkin
Cegah Stunting Sedini Mungkin merupakan program yang melibatkan pihak desa dalam sektor kesehatan. Program ini bekerja sama dengan pihak Puskesmas Gondang. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyampaian materi seputar pengertian stunting, faktor resiko, dampak, upaya pencegahan, dan pentingnya asi serta MPASI. Dilanjutkan dengan quiz bersama peserta. Serta ditutup demo pembuatan MPASI dengan takaran antar zat gizi yang seimbang.Â
Peningkatan Kesadaran Warga Masyarakat akan Rentannya Kasus Stunting
Selama kegiatan berlangsung, tim mendapatkan masukan dari warga terkait berbagai problema dan dinamika yang ada terkait kasus stunting di sekitar. Warga juga menyampaikan keprihatinannya akan hal tersebut. Berangkat dari hasil program ini warga merasa mendapat pengetahuan baru akan gejala-gejala yang dapat menjadi indikasi seorang anak masuk dalam kategori stunting atau tidak. Hal ini disebabkan bahwa sebelumnya warga memahami stunting adalah anak yang secara fisik pendek dan kurus, padahal terdapat banyak gejala lain yang menunjukkan anak tergolong stunting. Secara keseluruhan, pemahaman warga akan stunting dibuktikan dengan jawaban dan pemahaman yang benar saat quiz dan hasil post-test yang 80% jawabannya memuaskan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H