Mohon tunggu...
Kamila Azra Nur Izzati
Kamila Azra Nur Izzati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswi UGM Gagas Edukasi ComDi, Seperti Apa Programnya?

14 Juli 2024   15:00 Diperbarui: 14 Juli 2024   15:01 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi (Tim ComDi)

Balai Rehabilitasi Sosial dan Pengasuhan Anak (BRSPA) Bimomartani merupakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang beralamat di Banjarharjo, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. BRSPA Bimomartani bertugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial, seperti perlindungan, pengasuhan, pembinaan, dan rehabilitasi sosial kepada anak telantar. Menurut Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional, telah ditemukan sebanyak 856 balita telantar (384 balita laki-laki dan 472 balita perempuan) dan 5128 anak telantar (2.700 anak laki-laki dan 2.428 anak perempuan) sepanjang tahun 2023. 

Keterbatasan yang dimiliki anak telantar umumnya mendorong masalah ganda bagi diri mereka, di antaranya menderita gizi buruk, kurang mendapatkan kasih sayang orang tua, dan tidak menerima layanan pendidikan secara maksimal. Lebih lanjut, keterbatasan yang mereka alami tentu mempengaruhi gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri, terkhusus anak-anak di BRSPA Bimomartani. 

“Anak asuh kami yang terbiasa hidup di jalanan kurang peduli terhadap kesehatan dan kebersihan walaupun sudah diberikan penyuluhan. Mereka jarang menggunakan alas kaki saat bermain, jarang mandi, keramas, potong kuku, bahkan cuci tangan sebelum makan”, tutur Feriawan Agung Nugroho selaku pekerja sosial, Sabtu (20/01/2024). 

Gaya hidup yang jauh dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menyebabkan anak asuh BRSPA lebih rentan terkena suatu common diseases. Common diseases merupakan penyakit umum yang ditemukan pada masyarakat dan disebabkan oleh virus, bakteri, serta kelainan jaringan tubuh. Common diseases yang kerap diderita anak asuh, seperti panu, kudis, cacar air, batuk, pilek, dan demam.

Dokumentasi (Kegiatan Eksplorasi Bersama ComDi)
Dokumentasi (Kegiatan Eksplorasi Bersama ComDi)

Lima mahasiswi dari Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM yang beranggotakan Trisna Pramudea Puryatna, Mutiara Jelita, Rida Lafaiza Uma Khoir, Surya Nur Agustina (Fakultas Farmasi 2022), dan Kamila Azra Nur Izzati (Fakultas MIPA 2023) di bawah bimbingan apt. Anna Wahyuni Widayanti, MPH., Ph.D. (Fakultas Farmasi) memiliki sebuah program bernama Edukasi Common Diseases (ComDi).
Edukasi ComDi bertujuan sebagai primary prevention penyakit umum pada manusia melalui sosialisasi, penerapan Perilaku Hidup dan Sehat (PHBS), dan pemberian buku pedoman terkait common diseases beserta obatnya. Selain itu, anak-anak juga diberikan pemahaman jenis-jenis emosi dan cara mengekspresikan atau mengontrolnya. Program terbagi menjadi empat kegiatan utama, yakni Kenal Lebih Dekat dengan ComDi, Asyiknya Bermain dengan ComDi, Eksplorasi Bersama ComDi, dan Refleksi Sobat ComDi.

Kenal Lebih Dekat dengan ComDi mengenalkan common diseases kepada anak-anak jenjang PAUD hingga SMP dengan luaran Sharing is Caring, Guess the Scene, Kelana Emosi, Quiz, dan Health Book. Selanjutnya, Asyiknya Bermain dengan ComDi yang menerapkan PHBS pada anak jenjang SD dan SMP melalui MOKIT (Monopoli Tebak Penyakit), Bermain Peran, Ranking 1, dan Cuci Tanganmu!. Berikutnya, Eksplorasi Bersama ComDi menyasar anak jenjang PAUD dan TK guna mengedukasi PHBS dengan luaran Pasangkan Aku!, Sobat ComDi Bercerita, Mozaik, dan Cuci Tanganmu!. Terakhir, Refleksi Sobat ComDi yang diadakan setiap akhir program yang terdiri dari satu luaran, yaitu Apa yang Aku Rasa. 


Program Edukasi ComDi menerapkan metode cooperative learning mengingat latar belakang anak BRSPA Bimomartani yang berbeda-beda dan memiliki jumlah dinamis. Edukasi ComDi didesain dengan penyampaian materi common diseases dipadukan permainan.

“Pada jenjang PAUD-TK, kegiatan disertai permainan yang mengasah kemampuan motorik halus dan mengembangkan imajinasi. Permainan jenjang SD-SMP berfungsi meningkatkan pemahaman common diseases, memupuk keterampilan sosial, dan membangkitkan jiwa kompetitif”, terang Trisna selaku ketua tim. 

Cooperative learning menekankan kegiatan berkelompok pada MOKIT (Monopoli Tebak Penyakit), Bermain Peran, Cuci Tanganmu!, dan Pasangkan Aku!. Mokit's Tutorial telah dipublikasikan melalui media sosial Edukasi ComDi, yaitu @pkmpmugm.edukasicomdi (Instagram, TikTok, dan Facebook). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun