Polusi udara semakin menjadi perhatian di wilayah perkotaan di seluruh dunia, saat ini sudah sampai pada taraf dengan berakibat buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara juga menyebabkan kerusakan serius terhadap lingkungan, seperti hujan asam, pemanasan global, dan gangguan lapisan ozon. Pembentukan ozon di troposfer berdampak buruk terhadap kesehatan organisme. Polusi udara merupakan pembunuh diam-diam yang bertanggung jawab atas jutaan kematian dini di seluruh dunia pada setiap tahunnya.
Menurut survei, ambang batas konsentrasi polutan sering kali melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh WHO yang menempatkan peserta survei pada risiko lebih tinggi tertular penyakit pernapasal, kardiovaskulitis, dan masalah kesehatan lainnya. Selain itu, polusi udara mengancam keseimbangan ekosistem planet kita dalam perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Dampaknya terlihat pada kualitas udara pada sebagian besar negara di dunia yang semakin buruk akibat dari dampak pembakaran bahan bakar fosil di bidang transportasi, industry, rumah tangga, dan lain-lain.
Beograd, Serbia, tidak terkecuali, menjadi kota paling ternoda keempat di negara itu. Awal mulanya pada tahun 2020, Serbia menduduki peringkat negara dengan tingkat kematian terkait polusi terbesar di seluruh Eropa. Sebagian besar warga Serbia tinggal di daerah perkotaan sehingga peluang untuk menanam tanaman hijau sangatlah kecil di ruang publik yang sudah ramai akan penduduk. Dalam upaya mengatasi masalah ini, para ilmuwan telah membuatkan solusi inovatif yaitu "pohon cair", sebuah foto-bioreaktor perkotaan yang memanfaatkan kekuatan mikroalga untuk meningkatkan kualitas udara di lingkungan sekitarnya. Pohon cair yang merupakan foto-bioreaktor perkotaan pertama di Serbia, didesain untuk mengatasi masalah emisi gas rumah kaca serta menaikkan kualitas udara pada wilayah padat penduduk. Alat ini berisi 600 liter air dan mikroalga yang mengikat CO2 dan menghasilkan O2 murni melalui proses fotosintesis.
Ivan Spasojevic, salah satu penulis dan penggagas proyek dari Institute for Multidisciplinary Research di University of Belgrade, mengatakan bahwa mikroalga dapat sepuluh hingga lima puluh kali lebih efisien dalam menikat CO2 pada udara dibandingkan pohon itu sendiri. Oleh karena itu, ini juga setara dengan kapasitas pengikatan CO2 dari dua pohon berumur sepuluh tahun atau halaman rumput seluas 200 meter persegi. Namun, tujuan dari pohon cair ini bukan untuk menggantikan hutan, melainkan untuk mengisi tempat-tempat di perkotaan yang tidak mempunyai ruang untuk menanam pohon serta dapat juga digunakan untuk tempat duduk bagi pejalan kaki yang sedang kelelahan. “Kami tidak mencoba mengganti pohon. Kami mencoba mengganti bangku cadangan.” Dr. Ivan Spasojevic yang menemukan bioreaktor foto perkotaan atau liquid tree tersebut.
Pohon cair atau liquid tree ini adalah fotobioreaktor perkotaan khususnya perkotaan pada penduduk. Fotobioreaktor adalah tangki tempat fermentor untuk menumbuhkan mikroorganisme dengan menggunakan energi cahaya untuk berfotosintesis. Tangki ini terisi oleh mikroalga yang terdapat dalam 600 liter air. Melalui proses fotosintesis, mikroalga ini membutuhkan CO2 dari lingkungannya dan memprosesnya untuk melepaskan oksigen murni yang berarti poses ini sejalan dengan proses fotosintesis oleh pohon. Perangkat ini memiliki sistem petir internal yang ditenagai oleh panel surya atau energi dari matahari yang dipasang di tangki untuk menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi listrik. Dapat diketahui lagi bahwa sistem ini setara dengan dua pohon berumur sepuluh tahun atau rumput seluas 200 meter persegi serta keunggulan mikroalga dibandingkan pohon adalah sepuluh hingga lima puluh kali lebih efisien dibandingkan pohon. Bioreaktor dapat dibangun dan dirakit dalam waktu yang sangat singkat sehingga dapat dengan cepat menghilangkan air yang terkontaminasi.
Ketika konsep pohon cair sedang mendapatkan popularitas, terdapat perdebatan publik mengenai apakah pohon cair ini dapat menggantikan pohon tradisional. Beberapa masyarakat percaya bahwa pohon cair dapat menjadi solusi yang lebih efektif untuk mengatasi polusi perkotaan karena efisiensinya dalam ruangan dan kemampuannya menyerap lebih banyak karbon dioksida per meter persegi. Selain itu, ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa pohon tradisional memberikan berbagai manfaat untuk kelestarian lingkungan yang tidak dapat ditiru oleh pohon cair, seperti dalam mendukung keanekaragaman hayati, memberi keteduhan, dan meningkatkan kesejahteraan mental untuk warga disekitarnya. Spasojevic turut serta dalam perdebatan tersebut, ia menyatakan bahwa tangki-tangki ini dimaksudkan sebagai pelengkap ruang yang cukup untuk kota-kota dengan kualitas udara yang buruk, bukan untuk menggantikan pepohonan sama sekali. Ia menekankan bahwa pohon cair dan pohon tradisional harus hidup berdampingan, dan masing-masing memainkan peran yang saling melengkapi dalam meningkatkan kualitas udara dan memperkaya tempat hijau di perkotaan.
Saat kita harus terus mengembangkan pemahaman kita mengenai lingkungan dan teknologi yang ramah lingkungan. Kita semua sebagai manusia bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan bumi sebagai planet kita dan untuk kesejahteraan generasi masa depan yang akan datang. Dengan menggunakan solusi inovatif seperti pohon cair, kita dapat membantu mengurangi dampak negatif polusi udara, sehingga dapat mengurangi jejak karbon dan mendorong pembangunan perkotaan jangka panjang. Dengan berbekal pengetahuan tentang manfaat dan potensi pohon cair, kita dapat memberdayakan diri sendiri dan orang lain untuk mengambil tindakan. Dengan memihak layanan pemasangan pohon cair di kota-kota padat penduduk, mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, serta menerapkan praktik berkelanjutan dalam kehidupan kita sehari-hari, membawa realitas bagi kita agar dapat membuat perbedaan yang nyata dalam kesehatan planet bumi ini. Pohon cair ini mewakili pendekatan yang kuat dan inovatif untuk memerangi polusi udara di lingkungan perkotaan.
Dengan memanfaatkan kemampuan alami mikroalga, instalasi ramah lingkungan ini menawarkan solusi hemat ruang, menarik secara visual, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas udara di perkotaan. Meskipun tidak dimaksudkan untuk menggantikan pepohonan tradisional, pepohonan cair dapat melengkapi pepohonan alami, menciptakan ruang kota yang lebih sehat dan hijau bagi semua orang. Meskipun sebenarnya tidak untuk menggantikan pohonan tradisional, pohonan cair dapat menyempurnakan pepohonan alami dan memberikan lingkungan hidup yang lebih sehat dan hijau bagi semua orang.
Sebagai manusia yang bertugas untuk mengelola planet Bumi yang merupakan tempat tinggal dan rumah kita bersama, sudah selayaknya kita sebagai manusia harus menghormati, menjaga, serta memelihara lingkungan ini dari kerusakan. Dengan pemahaman dan kemampuan eco-tech yang kita miliki saat ini, kita mempunyai kekuatan untuk membersihkan tindakan kita, mengelola jejak lingkungan kita dengan lebih baik, dan bahkan menghilangkan kekacauan yang kita ciptakan. Dengan pemahaman ilmu memahami dan kemampuan teknologi ramah lingkungan yang dimiliki manusia, kita memiliki sarana untuk memperkuat tekad kami untuk mengelola lingkungan dengan lebih bertanggung jawab dan bahkan melampaui tujuan ini dengan kemampuan eco-tech yang sudah kita miliki.
Dengan demikian, menerapkan solusi seperti pohon cair, dapat memberikan harapan yang lebih baik bagi masa depan yang lebih cerah dan sehat untuk diri kita sendiri dan generasi yang akan datang. Mari kita semua bersikap proaktif dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan kita terutama dalam mengontrol dan mengawasi diri sendiri untuk tetap memberikan kontribusi bagi lingkungan yang lebih lestari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H