Mohon tunggu...
Mochamad Kamil Budiarto
Mochamad Kamil Budiarto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis dan mengajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Disiplin sebagai Modal Siswa untuk Menghadapi Tantangan di Era Digital

4 Juli 2023   13:30 Diperbarui: 4 Juli 2023   13:32 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.ecoleglobale.com/

Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan usaha menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Inti dari proses pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada peserta didiknya. Dalam pembelajaran, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, hal ini dikarenakan pendidik bertugas menyediakan lingkungan Pendidikan bagi anak, dan anak akan menerimanya sebagai sebuah pengalaman yang akan membentuk individu baik secara watak, perilaku dan sikap sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran saat ini pun sudah mulai focus pada keseluruhan aspek, tidak hanya kognitif melainkan juga psikomotor dan afektif. Ketiga ranah ini menjadi salah satu dasar dalam penilaian capaian pembelajaran oleh para peserta didik. Komponen dari ranah afektif adalah kedisiplinan, tentu saja di era keterbukaan informasi dan konektivitas melalui perangkat teknologi terkadang membuat peserta didik menjadi tidak disiplin dalam mengelolan waktu, seperti waktu untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

Seperti diketahui, bahwa disiplin secara konseptual adalah suatu kepatuhan dan ketaatan pada tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.  Kemunculan disiplin didasari pada kesadaran dan faktor seseorang bahwa melalui disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, keteraturan dalam kehidupan, dapat menghilangkan kekecewaan orang lain, orang dapat mengaguminya dan sebagainya. 

Selanjutnya, disiplin berasal dari Bahasa Inggris "discipline" yang mengandung beberapa arti, diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku.

Disamping itu, terdapat aspek terpenting dari disiplin yakni ketaatan dan kepatuhan terhadap aturan-aturan dan kesadaran menjalankan tata tertib dan ketentuan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu keadaan sikap ketaatan dan kepatuhan pada peraturan, norma atau tata tertib, yang dilakukan secara sadar sebagai proses pengendalian diri untuk mencapai standar yang tepat dan tujuan yang diharapkan. Disiplin akan mampu membuat individu untuk berperilaku sesuai standar dan ketentuan yang ada, sehingga perlu 4 unsur yang harus ditanamkan kepada diri siswa. 

Disiplin harus mempunyai empat unsur pokok, jika salah satu dari keempat unsur pokok itu hilang maka akan menyebabkan sikap yang tidak menguntungkan pada anak dan perilaku yang tidakan sesuai dengan yang diharapkan, unsur pokok tersebut adalah: Peraturan, Hukuman, Penghargaan dan Konsistensi. Perlu diperhatikan, sejatinya kedisiplinan dalam diri individu merupakan suatu hal yang sangat penting, karena melalui kedisipilinan melekat beberapa fungsi. 

Karena dengan disiplin, ia akan mampu untuk: 1) Menata kehidupan, 2) Membangun kepribadian, 3) Melatih kepribadian, 4) Pemaksanaan diri, 5) Hukuman, 6) Menjaga kondusifitas lingkungan. Merujuk pada temuan teoritis di atas, terlihat bahwa kedisiplinan merupakan sebuah kemampuan atau sikap yang penting untuk dikuasai oleh siswa, mengingat banyak fungsi dan tujuan yang melekat didalamnya akan dapat memberikan manfaat yang positif. Sehingga, sebagai seorang pendidik akan lebih baik jika dalam proses belajar, guru tidak hanya focus terhadap pencapaian kognitif siswa. Melainkan juga aspek atau keterampilan lain seperti kedisiplinan.

Seperti diketahui disiplin menjadi salah satu ranah output dalam capaian pembelajaran di sekolah, sikap ketaatan yang dimiliki dalam diri siswa secara tidak langsung akan membentuk sebuah karakter disiplin siswa sehingga mampu mandiri dalam mengelola permasalahan dan menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi dilingkungannya. 

Lalu, kira -- kira apa saja yang bisa dilakukan oleh guru untuk bisa menanamkan sikap disiplin kepada para siswa? Menurut analisis dari berbagai sumber, beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pendidik agar siswa disiplin baik itu selama proses belajar, maupun di luar proses belajar ialah sebagai berikut:

  • Menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Pada pendekatan ini, siswa akan berkolaborasi dengan rekan satu kelompoknya untuk mencari dan menganalisis informasi pelajaran, yang kemudian secara tidak langsung akan membuat masing -- masing siswa untuk disiplin dalam melaksanakan tugasnya didalam kelompok belajar tersebut.
  • Menggunakan pembelajaran berbasis Model (Modeling). Metode ini dapat diterapkan oleh guru untuk memberikan contoh sikap disiplin kepada siswa mengenai suatu tokoh yang dijadikan model, atau bisa jadi model tersebut adalah guru itu sendiri. Guru menjadi model untuk bisa memberikan contoh sikap disiplin kepada siswa, sehingga secara tidak langsung siswa akan mengikuti perilaku disiplin yang ditunjukkan oleh tokoh tersebut.
  • Memberikan reinforcement (penguatan). B.F. Skinner dan J.B. Watson merupakan tokoh behaviorisme yang sama -- sama mengenalkan istilah penguatan (reinforcement) sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan proses pembelajaran. seperti diketahui bahwa penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan. Reinforcement (penguatan) diartikan juga sebagai segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau feedback (umpan balik) bagi si penerima (peserta didik) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Penguatan adalah salah satu bentuk penciptaan suasana belajar yang menyenangkan yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didik  dengan tujuan agar tingkah laku positif peserta didik dapat meningkat.

Sumber: https://ecrcommunity.plos.org/
Sumber: https://ecrcommunity.plos.org/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun