Mohon tunggu...
Alifrulloh Harpandega
Alifrulloh Harpandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ono Surono dan Loyalitasnya Pada Partai

3 November 2024   12:00 Diperbarui: 3 November 2024   12:04 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/lcx_lynx

Dinamika politik yang berbeda yang terjadi selama proses pendaftaran bakal calon gubernur (Bacagub) Jawa Barat telah menarik perhatian publik pada pemilihan gubernur 2024. Pada awalnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertimbangkan beberapa nama yang mungkin untuk maju dalam pilkada, termasuk Ono Surono. Ono Surono, yang terkenal karena pengalamannya dan kontribusinya di Jawa Barat, sempat dianggap sebagai orang yang dapat mewakili visi PDIP di provinsi tersebut. Namun, pada akhirnya, PDIP memilih untuk mengusung pasangan calon lain dalam pemilihan ini.

Ono Surono adalah politisi senior dari Partai PDIP yang telah berkiprah di Jawa Barat selama bertahun-tahun dan terkenal dengan komitmennya untuk kepentingan masyarakat di daerah tersebut. Sebagai anggota DPR RI dari fraksi PDIP, Ono telah menangani banyak masalah penting yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Ono dapat dianggap sebagai pemimpin yang potensial di Jawa Barat karena pengalamannya dalam politik dan kedekatannya dengan berbagai kelompok masyarakat. Ono dianggap sebagai calon kuat yang akan diusung oleh PDIP untuk maju sebagai gubernur Jawa Barat menjelang Pilkada 2024.

Mereka mulai mendukung pencalonan Ono melalui spanduk dan baliho di seluruh Jawa Barat yang menampilkan dirinya sebagai kandidat yang akan membawa perubahan. Selain itu, pemberitaan tentang kemungkinan Ono dicalonkan mulai muncul di media lokal dan nasional, yang menekankan Ono sebagai orang yang diyakini dapat mencapai tujuan provinsi PDIP. Gagasan pencalonannya juga didukung oleh berbagai kelompok masyarakat dan kader PDIP di Jawa Barat. Dia berharap dapat menjawab masalah besar yang dihadapi Jawa Barat, seperti masalah pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur.

Satu-satunya kandidat yang diusulkan untuk menjadi gubernur adalah Ono, yang saat ini menjabat sebagai ketua DPD PDIP Jawa Barat. Terlepas dari kenyataan bahwa PDIP belum pernah menang dalam pemilu di Jawa Barat sebelumnya, mereka bertekad untuk menang pada pemilu mendatang. Ono mengatakan dia berharap ada kader partai yang dapat dipilih untuk menjadi gubernur atau wakil gubernur. Selain itu, dia menyebutkan masalah yang dihadapinya, seperti keharusan untuk berkolaborasi dengan partai lain karena tidak ada partai yang dapat maju secara mandiri. Ono juga berbicara tentang masalah Jawa Barat seperti intoleransi, judi online, dan pinjaman online.

Namun, dalam menit-menit terakhir pendaftaran calon gubernur, PDIP membuat keputusan yang tidak diantisipasi dengan mengusung pasangan lain, Jeje Wiradinata dan Ronald Surapraja, sebagai calon resmi dalam Pilgub Jawa Barat. Banyak orang terkejut dengan keputusan ini, termasuk para pendukung Ono Surono. Menurut beberapa sumber, perubahan ini disebabkan oleh pertimbangan strategis internal partai, yang, berdasarkan dinamika elektoral di wilayah tersebut, percaya bahwa kemungkinan menang lebih besar jika pasangan Jeje-Ronald dipilih.

Keputusan tersebut menunjukkan betapa dinamisnya dunia politik, terutama di menit-menit terakhir pendaftaran, yang kerap membuat partai-partai harus cepat membuat keputusan demi kepentingan terbaik mereka sendiri. Ono tetap menunjukkan kesetiaannya dan dukungannya terhadap pilihan partai meskipun dia menganggap perubahan ini sebagai hal yang mengejutkan. Ono menyatakan komitmennya untuk membantu pembangunan Jawa Barat dengan berbagai cara meskipun dia tidak akan maju dalam Pilgub Jawa Barat. Dengan kedewasaan politiknya, ia meminta pendukungnya untuk menghormati dan mendukung keputusan partai.

Strategi PDIP berkaitan dengan pencalonan dalam Pilkada Jawa Barat. Pada awalnya, Ono Surono dipertimbangkan untuk mendampingi Jeje Wiradinata sebagai calon wakil gubernur. Namun, pada evaluasi akhir, PDIP memilih pasangan Jeje-Ronald Surapraja karena menganggap Ronald memiliki kemampuan komunikasi yang lebih mudah, yang sesuai dengan harapan pemilih. Ono sendiri dianggap lebih strategis sebagai pemimpin tim pemenangan karena dia sangat membantu dalam koordinasi di seluruh Jawa Barat. Opsi duet Anies Baswedan-Ono Surono juga disebutkan dalam spekulasi sebelumnya. Duet ini dianggap mewakili dua tokoh politik nasional yang dianggap sebagai "korban", meningkatkan popularitas mereka. Meskipun demikian, DPP PDIP akhirnya memilih kandidat internal. Bahkan saat ini, ada diskusi tentang nama-nama dari partai lain, seperti Ketua Dewan Syuro PKB Jawa Barat Acep Adang Ruhiat, yang mungkin dipasangkan

Ono Surono menyatakan bahwa pada awalnya, PDIP Jawa Barat mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jawa Barat. Anies dianggap sebagai tokoh nasional karena berasal dari Jawa Barat dan memiliki pengalaman sukses di Jakarta yang dapat digunakan untuk kemajuan provinsi ini. Namun, Ono menyatakan bahwa ada "tangan-tangan" yang menghambat pencalonan Anies, salah satunya adalah Mulyono dan kelompoknya. Akhirnya, sebagai hasil dari intervensi luar, PDIP memilih pasangan Jeje Wiradinata dan Ronald Surapraja sebagai calon resmi. Ono Surono menyatakan kekecewaannya atas kegagalan Anies Baswedan mendaftar sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Barat. Ono menyatakan bahwa meskipun Anies awalnya dipertimbangkan sebagai alternatif, ada pihak-pihak yang menghambat proses tersebut. Ia menyatakan bahwa penjegalan ini dilakukan oleh Mulyono dan kelompok yang menentang pengusungan Anies.

Ono menyatakan bahwa Anies berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik, tetapi karena ada kekuatan yang menentang, PDIP akhirnya memilih pasangan Jeje Wiradinata dan Ronald Surapradja. Meskipun Anies berkomunikasi dengan pihak DPP PDIP, situasi politik yang tidak menguntungkan membuat keputusan untuk tidak mengusungnya. Tidak ada pembicaraan resmi untuk mengusung Anies sebagai cagub, kata Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP. Namun, ada spekulasi yang menjanjikan. Sahrin Hamid, juru bicara Anies, menjelaskan bahwa mereka menolak untuk maju di Jawa Barat karena tidak memiliki dukungan kuat dari masyarakat setempat, berbeda dengan Jakarta, di mana banyak orang yang mencalonkan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun