Banda Aceh - Jika mendengar sejarah Taman Putroe Phang, saya jadi teringat sejarah salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang berada di Agra, India yaitu, Taj Mahal. Taj Mahal dan Taman Putroe Phang memiliki kemiripan, salah satunya di bangun atas nama cinta dua sultan.
Taj Mahal di bangun oleh Raja Shah Jahan atau Sultan Jehan kepada istri ketiganya, Mumtaz Mahal. Sedangkan Taman Putroe Phang di bangun oleh Sultan Iskandar Muda kepada Tengku Kamaliah atau lebih dikenal dengan sebutan Putroe Phang (Putri Pahang).
Hari ini saya bersama sahabat saya, Bilal Faranov mengunjungi Taman Putroe Phang. Tempat ini sudah satu tahun setengah sepi karena pandemi COVID-19. Biasanya sebelum pandemi banyak orang menghabiskan akhir pekan disana bersama keluarga ataupun sahabat.
Bahkan beberapa anak muda kreatif memanfaatkan panorama alam Putroe Phang untuk mengambil video klip. Tak terkecuali pasangan yang melakukan foto pre-wedding (foto pranikah), karena memang di beberapa sudut taman Putroe Phang tampak aesthetic.
Jumat, 20 Agustus 2021, Taman Putroe Phang, masih terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang memancing. Kami berjalan setapak melewati jembatan gantung menuju area taman bermain anak, mencari tempat duduk yang nyaman untuk bercerita dan menikmati angin sepoi-sepoi.
"Taman Putroe Phang, adalah bukti betapa romantisnya Sultan Iskandar Muda, beliau memberikan taman seluas ini untuk sang Istri tercinta," ucap Bilal lima menit setelah kami duduk, kami duduk tidak jauh dari 'Pinto Khop' hanya berjarak 50 meter.
Sejarah Taman Putroe Phang
Taman Putroe Phang adalah hadiah sang raja Aceh, Sultan Iskandar Muda untuk istri tercinta Putroe Phang. Taman Putroe Phang didirikan pada tahun 1607-1636 untuk sang permaisuri cantik yang berasal dari Kesultanan Pahang di Semanjung Melayu (Negara Malaysia sekarang).