Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nuraini, Ibu dengan 7 Anak Yatim

13 Maret 2021   14:35 Diperbarui: 13 Maret 2021   14:44 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Michael Oktaviana saat menghampiri Nuraini dan anaknya, Dok Pri

Tiba tiba datang seorang gadis kecil berumur 6 tahun dengan membawa sebuah kotak kardus dengan tulisan "mohon bantuan untuk rumah anak yatim" tepat di depan saya saat sedang duduk bersama istri di kedai kopi Abu Dhabi, Pango, Banda Aceh, Sabtu, 13 Maret 2021.

Saya langsung tanya : "udah makan nak"

Kemudian dia menjawab : "belum, tapi bungkus aja pak karena lagi sama mamak"

"Oh ya mamak dimana" tanya saya sambil melihat gadis kecil itu menunjuk ke arah luar kedai kopi tepatnya di teras deretan toko-toko pakaian.

Michael Oktaviana saat menghampiri Nuraini dan anaknya, Dok Pri
Michael Oktaviana saat menghampiri Nuraini dan anaknya, Dok Pri
Saya langsung bergegas keluar menghampiri, ada sebuah becak barang dengan 3 anak yang masih kecil bersama seorang perempuan paruh baya, dia adalah, Nuraini, ibu dengan 7 anak yatim.

Seorang anak yang paling kecil laki-laki memegang dan menghusap wajah saya berkali-kali, seakan merindukan sosok seorang ayah. 

Nuraini meminta maaf kepada saya : " maaf ya pak, si kecil memang tidak pernah melihat ayahnya, karena dari bayi ditinggal pergi sang ayah yang merupakan suami keduanya,".

Michael Oktaviana menghampiri Nuraini dan 7 anaknya, Dok Pri
Michael Oktaviana menghampiri Nuraini dan 7 anaknya, Dok Pri
Suami pertama Nuraini sudah meninggal dunia dan suami kedua sudah pergi dan menjual rumah bantuan yang mereka miliki. "Ya Allah tega sekali pergi meninggalkan anak dan hilang tanpa kabar," sebut saya dalam hati.

Sekarang Nuarini tinggal didekat kapal apung mengontrak disana, sambil menangis Nuraini menyampaikan kepada saya: "Tolong bantu saya pak agar punya rumah sendiri, agar kalau saya mati anak-anak saya tidak ada tempat berteduh pak, saya juga mulai sakit-sakitan pak," imbuh Nuraini.

Saya hanya terdiam dan mengatakan "Insha Allah bu, kita minta sama Allah,".

Sebelum pulang, saya dan istri memesan 2 nasi briyani untuk dibawa pulang dan saya katakan "insha Allah saya akan silaturahmi ke rumah ya bu, hati-hati di jalan sambil memandang kejauhan semoga Allah memberikan bantuan melalui penguasa negeri  ini atau orang-orang yang Allah pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun