Mohon tunggu...
Gilang Ramdhanidiansyah
Gilang Ramdhanidiansyah Mohon Tunggu... Guru - Artikel Musik

Artikel Musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Musik Silang Budaya (Cross Culture) Barat dan Timur

28 November 2021   11:58 Diperbarui: 28 November 2021   12:06 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan musik di dunia semakin bervariasi, termasuk perkembangannya di Indonesia. Tidak hanya musik barat, tetapi juga musik tradisi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Seperti yang kita ketahui di era digital sekarang apapun bisa dilakukan dan ide seperti apapun bisa direalisasikan, salah satu nya adalah musik.

Dengan semakin kreatifnya para seniman dunia, hingga melahirkan bentuk-bentuk musik baru di dunia, atau yang disebut dengan Musik Kontemporer. Musik Kontemporer ini sudah ada sejak awal abad 20, dimana pengertian dari kontemporer ini adalah bentuk komposisi musik yang “kekinian/baru”. Maksud dari “kekinian/baru” adalah belum adanya bentuk komposisi musik yang dibuat sebelumnya, tetapi ini sifatnya hanya sementara yang berarti ketika musik tersebut di perdengarkan lagi sudah bukan Kontemporer. Dari pengertian ini bisa kita simpulkan bahwa Kontemporer bersifat Konteks. Sehingga musik dalam konteksnya hanya ada Kontemporer dan Konvensional.

Banyak media yang dapat dijadikan instrumen untuk membuat musik yang bersifat kekinian. Dan salah satu yang paling populer adalah penggabungan/kolaborasi antara musik Tradisi Barat dengan Tradisi Timur, atau bisa disebut sebagai Musik Silang Budaya (Cross Culture). Dalam ke-2 budaya ini terdapat perbedaan yang signifikan tentunya, contohnya dalam tangga nada, gaya, dan lain-lain, serta wawasan yang berbeda tentunya.

 Di SMK Musik Perguruan Cikini walaupun mengacu kepada kurikulum musik klasik (musik tradisi barat) tapi juga tetap memberikan wawasan terkait dengan musik tradisi setempat, minimal mengacu kepada mata pelajaran musik tradisi setempat. Tidak hanya itu, untuk memperkaya wawasan siswa/I SMK Musik Perguruan Cikini, mereka juga dibekali pengetahuan untuk membuat komposisi musik menggunakan instrumen kolaborasi silang budaya antara timur dan barat, baik itu konteksnya kontemporer ataupun konvensional.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dengan adanya kemampuan itu, kami diberikan kepercayaan untuk mewakili Indonesia dalam festival musik tahunan Asean yang berjudul ASEAN MUSICAL EXTRAVAGANZA. SMK Musik Perguruan Cikini diberi kesempatan pertama kali pada tahun 2014 pada saat itu diadaka di Kamboja. Tahun berikutnya kami diberikan lagi kepercayaan sebagai delegasi Indonesia untuk mengikuti festival musik Asean tersebut di Malaysia tahun 2015. Dan ini merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi kami dan tentunya menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagi siswa/i kami yang terpilih menjadi bagian dari pemain musik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun