Mohon tunggu...
Pendidikan Artikel Utama

Kemerosotan Moral Pertanda Kehancuran Bangsa

19 April 2015   14:47 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bangsa indonesia sejak dahulu terkenal dengan keramah tamahannya dan sangat menjunjung tinggi sopan santun kepada semua orang. Selain itu sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya ketimuran bangsa indonesia juga dikenal dengan moralitasnya yang sangat beradab.

Akan tetapi saat ini seiring dengan berjalannya waktu bangsa kita terutama kalangan remaja sudah mengalami kemerosotan moral. Hal itu tampak pada kasus-kasus yang telah terjadi sampai saat ini. Misalnya meningkatknya kekerasan di kalangan remaja. penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk dan pengaruh 'peer group' atau kelompok pertemanan yang kuat dalam tindakan kekerasan.Peningkatan perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, serta korupsi dan penggelapan juga sebagai fenomena kerusakan moral yang perlu diwaspadai. Selain itu, tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bangsa kita telah mengalami kemerosotan moral yaitu semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunkan etos kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, serta menguatnya budaya ketidakjujuran.

Apabila hal itu tetap dibiarkan atau tidak ada langkah positif untuk menangani masalah itu maka peradaban bangsa indonesia berada dalam bahaya yang sangat besar. kemerosotan moral yang dialami masyarakat merupakan pertanda kemunduran dan kehancuran Bangsa Indonesia.

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang dikalangan para remaja. Diantaranya: Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri.Jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri serta tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan.Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat. Saat ini pembinaan moral banyak dilakukan dengan cara yang salah dan kurang efektif, sehingga nilai-nilai moral yang ingin ditransferkan oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat tidak benar-benar tertanam pada diri seorang anak. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif  bagi pembinaan moral. Ketiga, derasnya arus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis. Hal ini diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.Keempat, belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah. Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakukan pembinaan moral bangsa.

Oleh karena itu kita sebagai warga negara indonesia perlu adanya langkah nyata dalam menanggulangi masalah kemerosotan moral bangsa indonesia. Stertegi pendidikan agama dan moral yang efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas,tampak harus segera dirumuskan.Selain itu, perlunya mengajak para pemangku kepentingan untuk memperhatikan pengembangan karakter masyarakat sebagai upaya mencegah terjadinya kemerosotan moral. Tentunya masalah ini menjadi tugas kita semua dalam mengatasi masalah moral bangsa, sehingga bangsa indonesia terbebas dari kemunduran dan kehancuran bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun