Mohon tunggu...
Kamaludin
Kamaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung - Santri Miftahulhuda Al-Musri' Cianjur

" Man 'Arofa Nafsahu Faqod 'Arofa Robbahu" :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemiskinan di Indonesia: Sebab dan Dampak

12 Agustus 2024   19:37 Diperbarui: 12 Agustus 2024   19:37 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah yang kompleks dan multifaset. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka kemiskinan meliputi pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, pengangguran, kesenjangan pendidikan, biaya hidup yang meningkat, korupsi, dampak pandemi COVID-19, ketimpangan pembangunan infrastruktur, ketergantungan pada sektor informal, perubahan iklim, bencana alam, dan kebijakan ekonomi yang tidak efektif. Berikut beberapa faktor kemiskinan yang terjadi di indonesia, diantaranya:

Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Merata

Meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi, distribusinya sering kali tidak merata. Keuntungan dari pertumbuhan ekonomi ini cenderung terkonsentrasi di kalangan atas, sementara lapisan bawah masyarakat tidak mendapatkan manfaat yang seimbang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Gini Ratio Indonesia pada September 2023 berada di angka 0,381, mengindikasikan tingkat ketimpangan yang cukup signifikan.

Pengangguran dan Pekerjaan Tidak Layak

Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan anak muda, menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kemiskinan. Banyak pekerjaan yang tersedia juga hanya memberikan upah rendah dengan kondisi kerja yang buruk. Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2023 mencapai 6,3%, naik dari 5,9% pada tahun sebelumnya.

Kesenjangan Pendidikan

Akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih menjadi masalah di banyak daerah di Indonesia. Di pedesaan dan daerah terpencil, akses terhadap pendidikan yang memadai sangat terbatas, yang pada akhirnya membatasi kesempatan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2023, hanya sekitar 20% penduduk desa yang memiliki akses terhadap pendidikan tinggi, dibandingkan dengan 50% di perkotaan.

Biaya Hidup yang Meningkat

Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti makanan, perumahan, dan layanan kesehatan tanpa diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang signifikan membuat banyak masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Inflasi yang terus meningkat memperburuk situasi ini. Inflasi tahunan pada Desember 2023 mencapai 4,5%, sedikit meningkat dari 4,3% pada tahun sebelumnya, menurut BPS.

Korupsi dan Tata Kelola yang Buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun