MANAJEMEN RISIKO DALAM SUDUT PANDANG TAFSIR AL-MISBAH
ABSTRACT
Â
Since time immemorial, humans have never been free from risk. Human efforts to carry out their daily activities often do not run smoothly without any problems. Even though humans have exerted all their efforts and potential, it is not uncommon for results to still not be achieved. These plans and efforts often experience many obstacles which end in failure and loss. Therefore, humans are advised to plan as carefully as possible to minimize all possible risks that will have a negative impact on humans themselves, not only humans are also encouraged to be able to overcome or overcome risks that may occur with various alternative actions. This is where the role of risk management is needed..
Keywords: Risk management, Al-Qur'an, Tafsir Al-Misbah
ABSTRAK
Â
Sejak dahulu kala, manusia tidak akan pernah terlepas dari risiko. Usaha manusia dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari sering kali tidak berjalan lancar tanpa adanya masalah. Meskipun manusia telah mengerahkan ikhtiar dan segala potensinya tidak jarang hasil masih saja belum bisa tercapai. Rencana dan ikhitiar tersebut tidak jarang mengalami banyak hambatan yang berakhir dengan kegagalan dan juga kerugian. Maka dari itu manusia dianjurkan untuk merencanakan dengan sematang mungkin untuk meminimalisir segala kemungkinan terjadinya risiko yang akan berdampak buruk pada manusia itu sendiri, tak hanya manusia juga dianjurkan untuk bisa mengatasi atau menanggulangi risiko yang kemungkinan terjadi dengan berbagai tindakan alternatif. Disinilah  peran manajemen risiko diperlukan.
Kata kunci : Manajemen risiko, Al-Qur'an, Tafsir Al-Misbah
Pendahuluan
Risiko dalam berbagai bentuk dan sumber merupakan bagian yang tidak terpisahkan  dari setiap aktivitas. Karena memprediksi masa depan sangatlah sulit. Tak seorang pun di dunia ini  tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan, meski itu terjadi satu detik kemudian. Selalu ada unsur ketidakpastian yang menimbulkan  risiko. Hidup akan jauh lebih mudah jika semua aktivitas di dunia bebas risiko. Karena jika kita mengetahui hasil akhir dari setiap aktivitas  sejak awal, hidup akan terasa membosankan. Tidak ada dinamika atau perubahan yang dapat membalikkan peradaban manusia. (Dilla Nurlaila Zannah dan Cecep Anwar, 2022)
      Mengutip dari Rosenberg dan Schuermann  risiko dalam berbagai cara, namun yang jadi intinya adalah tidak hanya berupa potensi adanya konsekuensi negatif yang tidak diharapkan atau kejadian yang mengancam tercapainya suatu tujuan (downside) tetapi juga dapat merupakan potensi untuk meraih benefit (upside). (Nur Khusniyah Indrawati, 2012)
      Menurut Bambang Winarji dalam Dilla dan Cecep (2022) mengatakan bahwa risiko merupakan suatu bentuk ancaman, ketidakpastian ataupun segala sesuatu hal yang timbul dari sebuah kreativitas yang dilaksanakan seseorang ataupun sekelompok orang di sebuah organisasi (Bambang Winarji, 2019). Dalam perspektif Islam, risiko dikelompokan menjadi dua, yaitu: (1) risiko akhirat dan (2) risiko dunia.
      Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering menjumpai pengertian manajemen risiko. Islam telah memberikan isyarat bahwa bagi umatnya untuk senantiasa membuat perencanaan yang baik karena tidak ada yang tahu tentang kehidupan di masa yang akan datang, sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur'an surah Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi.
 Â
      Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Hasyr:18)
      Risiko adalah ketidak pastian atau uncertainty yang melahirkan kerugian. Sedangkan menurut vaughan seperti yang dikutip oleh herman darmawi (2016, hal. 20) memberikan beberapa definisi tentang risiko sebagaimana dapat kita ketahui berikut ini:
Risk is the chance of loss (risiko adalah kesempatan terjadinya kerugian). Chance of loss berhubungan dengan suatu keterbukaan terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, istilah chance digunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas (kemungkinan) akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak defenisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100% berarti kerugian dalah pasti sehingga risiko tidak ada.
Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa atau kejadian berbeda diantara nol dan satu. Akan tetapi, definisi ini kurang cocok dipergunakan dalam analisis secara kuantitatif.
Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian). Arti Uncertainty memiliki banyak arti dan selalu tidak dapat dipastikan apa maksudnya. Secara ringkas uncertainty bersifat subjektif dan objektif.
Risk is the dispersion of actual from expected results (risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Sudah sejak lama ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai tingkat penyimpangan suatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau sekitar titik rata-rata.
Risk is the probability of any outcome different from the one expected (risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi tersebut, risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Jika dilihat dari sifatnya risiko dapat dibedakan kedalam beberapa macam:
Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) Â Â
Suatu risiko yang pasti akan menimbulkan kerugian jika terjadi, misalnya risiko yang terjadi tanpa disengaja, seperti kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, kerusakan harta benda, dan sebagainya.
Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) adalah risiko yang para pihak secara sengaja ikut serta dalam terjadinya ketidakpastian sedemikian rupa sehingga menimbulkan manfaat sebagai berikut: Risiko seperti hutang, piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging), dll.
Risiko fundamental adalah risiko yang  tidak dapat dibebankan kepada siapa pun dan berdampak pada banyak orang, tidak hanya pada satu orang atau lebih, misalnya banjir atau angin topan.
Risiko khusus adalah risiko yang timbul dari peristiwa yang berdiri sendiri dan  penyebabnya secara umum dapat diketahui, seperti: Contoh: kandasnya kapal, kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, dll.
Risiko dinamis adalah risiko yang timbul seiring dengan perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti risiko keuangan dan risiko keantariksaan. Yang sebaliknya disebut risiko statis, misalnya risiko di hari tua atau risiko kematian.
Metode PenelitianÂ
      Metode artikel ini menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teoriteori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Zed (2004) ada empat tahap studi pustaka yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca serta mencatat bahan penelitian. Pengumpulan data dengan cara mencari sumber dan merkontruksi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan riset-riset yang sudah ada. Metode analisis menggunakan analisis conten dan analisis deskriptif. Bahan pustaka yang diambil dari berbagai macam referensi dianalisis secara kritis dan mendalam supaya dapat mendukung proposisi dan gagasan. (Muhammad Rijal Fadli, 2021)
Â
Hasil dan PembahasanÂ
Sejarah Perkembangan Manajemen RisikoÂ
      Bidang manajemen risiko meledak popularitasnya pada akhir abad ke-20. Bidang ini  mendorong kita untuk mengambil pendekatan yang rasional, konsisten, dan metodis terhadap masa  depan yang tidak diketahui, sehingga membuat kita  lebih banyak akal  dan cenderung tidak membuang waktu dan uang untuk upaya yang sia-sia. Anda akan dapat menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat secara efektif. Perencanaan Bencana di Dunia Kuno, Pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko mungkin dimulai sejak manusia pertama. Kemajuan dicapai ketika masyarakat mampu menggunakan pengetahuan  dan kecerdasan mereka untuk memastikan pasokan makanan, pakaian, dan tempat tinggal  yang stabil. Kita, Homo sapiens,  berevolusi, memperoleh hati nurani, dan menciptakannya dengan terus melindungi tubuh kita dari bahaya yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak diketahui. Manajemen risiko dapat ditelusuri kembali ke ekspresi gen. ni adalah  kumpulan pengetahuan dan praktik untuk menghadapi ketidakpastian hidup yang tak  terhindarkan.
      Setelah ribuan tahun, manusia telah menemukan cara baru untuk menghadapi tantangan tak  terduga yang mereka hadapi setiap hari. Ada juga kuil di mana orang menyalahkan atas nasib buruk, memuji nasib baik, dan mempersembahkan korban untuk menghindari bencana. Orang-orang mengandalkan perkataan peramal, pendeta, pendeta wanita, dan peramal. Pasalnya, mereka diyakini berhubungan langsung dengan dewa dan dewi yang mewakili bintang, gunung, dan lautan. Sebagai bagian dari pengetahuan kami yang berorientasi masa depan, kami telah mengembangkan bahasa tertulis (Mesopotamia, Sumeria, Mesir, dan Fenisia). Untuk mengatasi ambiguitas, kita manusia membangun sistem seperti bahasa, pengalaman,  dan deduksi yang sanga kompleks. Kata yang tertulis mempunyai beberapa kelebihan dibandungkan kata yang diucapkan, dan orang Yunani dan Romawi klasik membuktikan hal tersebut.
Manajemen Risiko dalam Sudut Pandang Tafsir Al-Misbah
Â
      Al-Qur'an memberikan sebuah pemahaman tentang manajemen risiko dan dapat dikaji dari kisah Nabi Yusuf as. Dalam mentakwil mimpi raja di zamannya. Kisah mimpi sang raja termaktub jelas dalam al-Qur'an surat yusuf ayat 43 sebagai berikut
Â
Â
Raja berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh yang kurus-kurus, dan tujuh bulir-bulir hijau dan
yang lain kering-kering. Wahai orang-orang terkemuka! Terangkanlah kepadaku
tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi." Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan sekali-kali bukanlah kami
menyangkut penakwilan mimpi-mimpi kosong orang-orangyang ahli."( QS. Yusuf: 43)
 Â
Artinya: (46) "Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.
Â
Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) Â sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Â
Â
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan. (49) Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur)
Kisah ini menunjukkan bahwa  akan ada bahaya yang melanda berupa kekeringan di tujuh tahun kedua. Namun setelah menafsirkan mimpi raja, Yusuf mampu menghitung dan menghadapi potensi bahaya yang bisa terjadi selama tujuh tahun ke depan. Mencapai hal ini, Yusuf  merekomendasikan agar setiap orang di negeri itu menyisihkan sebagian dari hasil panen mereka  selama tujuh tahun pertama untuk bersiap menghadapi  tujuh tahun kelaparan berikutnya. Tanah Yusuf terhindar dari kelaparan. Dalam hal  manajemen risiko,  hampir sempurna. Yusuf mengikuti langkah-langkah Proses Manajemen Risiko , yang meliputi pemahaman risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Meskipun ini hanya sebuah mimpi, tapi mimpi inilah yang sejatinya menjadi penunjuk untuk sebuah peramalan (forecasting) sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dari muawiyah bin hamdan dari Rasululloh SAW, bahwa "Mimpi bagi seseorang merupakan ramalan selama ia belum ditabir. Bila ditabir, maka ia menjadi kenyataan."(HR. Ahmad).
Dalam Tafsir Al-Misbah yang dikarang oleh M. Quraish Shihab memberikan pandangan tentang tujuh ekor sebagai tujuh tahun masa pertanian. Boleh jadi karena sapi dipergunakan untuk membajak, kegemukan sapi menjadi lambang bahwa pada masa itu pertanian sedang mengalami kesuburan, sedang sapi kurus menjadi lambang bahwa pada masa itu pertanian sedang mengalami kesulitan atau masa paceklik. Bulir-bulir gandum menjadi lambang pangan yang tersedia yang mana setiap satu bulir sama dengan setahun demikian juga sebaliknya.
      Dengan adanya tindakan yusuf dengan menyarankan masyarakat agar menyimpan sebagian hasil panennya ditujuh tahun pertama untuk mengantisifasi segala bentuk ancaman kelaparan yang akan datang kepada negeri Yusuf. dalam kondisi ini sangat membutuhkan pengalaman, keterampilan manajemen, dan keterampilan ilmiah untuk mencakup seluruh aspek manajemen krisis untuk kepentingan  semua pihak. Oleh karena itu, Yusuf memberikan beberapa kriteria yang dibutuhkan  untuk menyelesaikan misi tersebut. Artinya, ia didukung dengan baik dan mampu. Sekaligus, ia menegaskan bahwa pekerjaan ini tidak semenyenangkan yang dikatakan banyak orang. Memang benar bahwa memenuhi kebutuhan dasar suatu negara yang telah menderita kelaparan selama tujuh tahun berturut-turut  bukanlah suatu keberuntungan. Kecuali kepercayaan dan beban berat yang dihindari  setiap orang.
Tujuan Manajemen Risiko
      Ada  beberapa  tujuan  dalam  penerapan  manajemen  risiko  yang diyakini mampu untuk :
Memastikan bahwa risiko-risiko yang ada telah diidentifikasi dan dinilai dan rencana tindakan dikembangkan untuk meminimalkan dampak dan kemungkinan terjadinya.
Memastikan bahwa rencana tersebut dilaksanakan secara efektif untuk meminimalkan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko.
Meninkatkan fektivitas dan efisiensi manajemen, karena seluruh risiko yang dapat mempengaruhi proses perusahaan diidentifikasi dengan baik dan cara untuk mengatasi gangguan terhadap kelancaran proses perusahaan dapat diantisipasi terlebih dahulu.
Mendukung pengambilan keputusan manajemen dengan memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang ada dalam perusahaan, baik risiko strategis maupun aktivitas fungsi/proses bisnis  unit kerja.
Memberikan jaminan yang lebih baik atas pencapaian tujuan perusahaan melalui penerapan manajemen yang lebih efektif dan efisien, perbaikan progresif dalam hubungan dengan pemangku kepentingan, dan kemampuan untuk mengatasi peningkatan risiko perusahaan, termasuk risiko kepatuhan dan hukuman.Â
Â
Kesimpulan
      Berdasarkan penelitian tersebut, sangat disarankan untuk memiliki rencana sebaik mungkin dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan organisasi manusia. Manajemen risiko juga didorong untuk meminimalkan kemungkinan kerugian akibat ketidakpastian risiko. Untuk melakukan  manajemen risiko, kita perlu  memahami pengertian, jenis dan sumber risiko dan menggunakannya sebagai pedoman untuk mengambil tindakan alternatif dalam menghadapi risiko  yang sudah atau akan terjadi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'anul Karim
Anwar, D. N. (2022). Manajemen Risiko Lembaga Pendidikan Dalam Pesrpektif Al-Qur'an Surat Yusuf : 43-49. LEADERIA JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM, 2.
Cecep, R. T. (2023). Pandangan Islam Terhadap Manajemen Risiko Melalui Teladan Kisah Nabi Yusuf As. BASHA'IR Jurnal Studi Alquran dan Tafsir, 3.
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika , 3.
Hidayat, W. (2019). Implementasi Manajemen Resiko Syariah Dalam Koperasi Syariah Dalam Koperasi Syariah. Jurnal Asy- Syukriyyah , 7.
Indrawati, N. K. (2012). Manajemen Risiko Berbasis Spiritual Islam. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan , 5.
Makfud, A. (2023). Penerapan Manajemen Resiko Perbankan Syari'ah Di Tengah Wabah Covid-19 Dengan Mengambil Pelajaran Kisah Nabi Yusuf Alaihis Salam. Madani Syariah , 10-11.
Resa Agustina, Z. A. (2023). Manajemen Risiko Berbasis Al-Quran. Sibatik Journal, 2.
Shihab, M. Q. (2005). Tafsir Al-Misbah. Ciputat, Jakarta: Penerbit Lentera Hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H