Menurut seorang psikolog, kematian seorang ibu adalah salah satu hal tersulit yang akan dialami kebanyakan orang dalam hidup, terlepas dari kenyataan apakah ketika masih hidup kita memiliki hubungan yang sulit atau hebat. Bagaimanapun peristiwa tersebut kemungkinan besar akan berdampak signifikan terhadap hidup kita.
John Bowlby, seorang psikolog Inggris, percaya bahwa anak-anak dilahirkan dengan dorongan untuk mencari keterikatan dengan seseorang yang mengasuh kita dari kecil. Seorang ibu adalah bagian integral dari kehidupan kita.
Penelitiannya secara khusus berfokus pada wanita dewasa yang kehilangan ibu mereka saat masih anak-anak dan menemukan bahwa mereka memiliki skor ketahanan yang lebih rendah daripada mereka yang tidak kehilangan ibu saat masih anak-anak.
Dia menyatakan bahwa dia melihat banyak orang yang tidak memiliki hubungan baik dengan ibu mereka tetapi terkejut dengan kekuatan reaksi kesedihan mereka setelah kematian ibu mereka.
Bagaimana Kematian Seorang Ibu Mempengaruhi Seseorang
Banyak orang kurang menyadari bahwa kesedihan dapat muncul secara fisik, selain indikasi mental atau spiritual yang lebih dikenal. Di tubuh anda, kesedihan mungkin terlihat seperti:
- Masalah pencernaan
- Kehilangan energi
- gugup
- Gangguan tidur
- Perubahan berat badan
- Gugup
- Gangguan pskiatri
Bagaimana saya mengatasi proses berduka?
Beberapa orang mendorong kita untuk 'melanjutkan hidup' dengan cepat setelah kehilangan yang signifikan. Namun kita sendiri yang memahami diri kita, jiwa kita, fikiran kita. Saya jalani semua proses berduka, tanpa putus mendo'akan almarhumah, merasakan dan menuliskan apa yang saya rasakan dan membahas apa yang saya rasakan
Sebagai seorang muslim, saya percaya pada sebuah hadist yang menyatakan bahwa "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."
Saat rasa sedih dan kehilangan hampir tak tertahankan, saya lebih sering menuliskan apa yang saya rasakan dibandingkan dengan membahasnya dengan orang. Saya juga sering berbicara kepada diri saya sendiri atau bahkan kepada almarhumah ibuku, pada saat saya berdo'a.
Dari sisi psikologi, menulis ternyata merupakan salah satu terapi yang cukup tepat untuk meredakan stress dan depresi. Terapi menulis mendorong seseorang mengutarakan perasaannya lewat tulisan