Kata "mengabaikan" tidak selalu berkonotasi negatif. Dalam konteks memelihara kesehatan mental, kita perlu mempelajari bagaimana cara mengabaikan semua hal yang membuat kita merasa terluka, muak, tidak berdaya atau terjebak dalam pikiran negatif.Â
Daftar hal-hal tersebut bisa cukup panjang, misalnya, kritik, pendapat negatif, situasi, sikap sinis dan merendahkan, komentar dan postingan seseorang di medsos dan lain sebagainya.
Apabila semua hal terebut sudah sangat mengganggu kehidupan, pikiran, produktivitas kerja dan kebahagiaan kita, tidak ada cara lain, sudah saatnya kita belajar mengabaikan.Â
Saya paham prosesnya akan sulit apalagi jika mereka memainkan peran penting dalam hidup kita.Â
Mengabaikan sesuatu atau seseorang tidak pernah mudah, tetapi dengan sedikit latihan dan dengan banyak kesabaran, kita akan dapat mencapai tujuan ini dan tidak membiarkannya memengaruhi kita (terutama secara emosional).
Bagaimana memulai?
Untuk mengubah sesuatu, kita harus mulai dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu dan cara kita memandang sesuatu.Â
Sebelum kita melangkah ke proses belajar mengabaikan kita perlu mendeskripsikan dulu beberapa hal di antaranya:
- Sebetulnya hal apa yang paling mengganggu kita
- Setelah ketemu isunya, coba diselesaikan sampai tidak lagi ada perasaan mengganjal di hati
Apabila tidak bisa diselesaikan lalu
- Yakinkan diri sekali lagi bahwa kita tidak akan bisa mengubah atau mengontrol orang lain. Kita hanya bisa mengubah diri kita
- Perlu dibuat batasan sejauh mana kita bisa mentolerir karena kita sendiri yang memahami diri kita sendiri
- Perlu disadari bahwa dunia ini dipenuhi dengan perbedaan, nilai, cara pandang jadi tidak masalah kalau ada suatu hal atau orang lain yang berbeda
- Mencoba mencari sisi positif dari orang-orang yang mengganggu pikiran kita atau situasi dengan maksud meredakan perasaan tidak nyaman
- Bila masih terasa mengganggu, tidak ada pilihan lain selain belajar mengabaikan
Mengabaikan: Seni untuk Berbahagia