Kan cuma sepakbola.
Kenapa harus dianggap harga diri bangsa?
Kenapa menyangkut antara hidup atau mati?
Saya tidak mau menyentuh persoalan laser, yahh.... memang ngga sportif.
Supporter yang goblok...curang.
Hooligans.
Tetapi hanya heran.
Itu kan cuma sepakbola Piala Suzuki.
Cuma peringkat ASEAN.
Bukannya Asia.
Apalagi Piala Dunia.
Di Malaysia biasa2 aja.
Sama macam laga Piala Tiger yang dulu.
Saya cuma ada kesempatan nonton bareng 20 menit di kedai makan.
Di teve RCTI.
Di tempat saya, Johor Bahru, stasiun teve Indonesia dapat dilihat agak jelas.
Mayoritas pekerja di kedai makan itu pekerja Indonesia, jadi langsung channelnya selalu teve Indonesia.
Ya ngga apa2.
Nontonnya cuma sekejap.
Anak2 mengajak nonton konser artis lokal di padang berhampiran.
Ya sudahlah. Menurut saja.
Anak2 dan keluarga lebih penting.
Damai saja deh...
Siapa pun yang menang, tanggal 30 Desember nanti, kita harus jalani hidup seperti biasa.
Harus kerja.
Harus sekolah.
Harus makan.
Yuk teruskan hidup ini...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI