Mohon tunggu...
dr. Kamajaya Mulyana
dr. Kamajaya Mulyana Mohon Tunggu... Dokter - General Practitioner

Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak Semakin Rentan di Masa Pandemi Covid-19

10 Agustus 2020   13:00 Diperbarui: 12 Agustus 2020   15:30 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia tengah menghadapi krisis kesehatan global dan sosial ekonomi akibat pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19). Di Indonesia, kehidupan jutaan anak dan keluarga seakan terhenti. Pembatasan sosial dan penutupan sekolah berdampak pada pendidikan, kesehatan mental, dan akses kepada pelayanan kesehatan dasar. Namun demikian, kelompok usia anak tetap harus dipertimbangkan sebagai kelompok rentan.

Anak sebagai kelompok rentan COVID-19.
Kelompok usia anak sering terdengar sebagai kelompok dengan kejadian paling rendah. Namun pada kenyataanya angka kasus COVID-19 pada anak berkata lain. Indonesia memiliki kasus kematian pada anak akibat COVID-19 terbesar di Asia Tenggara.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 10 Agustus 2020 menunjukkan lebih dari 10.000 anak usia 0-17 tahun terjangkit COVID-19 dan lebih dari 100 di antaranya meninggal dunia.

Angka ini menunjukkan bahwa anak juga rentan terhadap COVID-19. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa tidak benar kelompok usia anak tidak rentan terhadap COVID-19 atau hanya akan menderita sakit ringan.

Data sebaran kasus COVID-19 terkonfirmasi dan meninggal karena COVID-19 per tanggal 10 Agustus 2020. Sumber: covid19.go.id
Data sebaran kasus COVID-19 terkonfirmasi dan meninggal karena COVID-19 per tanggal 10 Agustus 2020. Sumber: covid19.go.id

Masalah kesehatan anak yang sudah ada di Indonesia dapat berpengaruh terhadap angka kesakitan dan kematian anak akibat COVID-19. Diare dan radang paru (pneumonia) masih menjadi penyebab kematian anak pertama dan ke-dua di Indonesia.

Adanya kedua penyakit tersebut sebagai penyerta COVID-19 dapat memengaruhi luaran penyakit. Angka kejadian gizi buruk dan stunting di Indonesia masih tinggi. Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting ke-lima terbesar di seluruh dunia, yaitu 30,8% pada tahun 2018.

Anak yang mengalami gizi buruk dan stunting dapat mengalami penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Cakupan imunisasi lengkap bagi anak Indonesia masih rendah.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) hanya sebesar 57,9%. Apabila seorang anak terjangkit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, daya tubuh anak tersebut akan turun.

Walaupun belum ada riset yang lebih detil mengenai hubungan antara masalah kesehatan anak Indonesia dengan risiko terjangkitnya COVID-19, namun faktor-faktor tersebut berpotensi meningkatkan angka kesakitan dan kematian anak akibat COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun