Mohon tunggu...
Kalyana Almira
Kalyana Almira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Film

Drama Luar Negeri Lebih Diminati, Indonesia Kalah Inovasi?

6 Januari 2023   07:32 Diperbarui: 6 Januari 2023   08:04 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Berbicara mengenai pengaruh globalisasi, tentunya kita saat ini merasakan adanya kemudahan yang telah kita nikmati dalam banyak hal. Kemajuan dibidang teknologi memelopori lahirnya kemudahan-kemudahan bidang lainnya, seperti halnya saat ini sangat mudah untuk mencari informasi, hiburan, dan berbagai hal lainnya hanya melalui genggaman. Contohnya dari segi hiburan sendiri, sudah sangat mudah bagi kita untuk dapat menikmati berbagai drama yang dapat kita akses melalui berbagai media online. Berbagai tontonan ini tak hanya produk buatan lokal saja, tetapi juga produk luar negri seperti serial Amerika, Drama Korea, Anime, dan lain sebagainya. 

Namun jika dilihat, ternyata antusiasme masyarakat Indonesia sendiri terhadap drama Indonesia tidak sebesar tontonan dari negara lain. Hal ini karena masyarakat Indonesia kerap kali menganggap bahwa tontonan yang ada di Indonesia ini membosankan, terlebih tema yang diambil tak jauh berbeda dengan drama Indonesia yang lain. Sedangkan Indonesia sendiri kebanyakan tema yang diangkat hanya bercerita tentang kehidupan rumah tangga dan kisah cinta anak sekolahan, selain itu alur cerita yang mirip dan mudah ditebak juga menjadi salah satu kelemahan dari drama Indonesia. Kalaupun ada drama dengan genre lain, mereka masih belum mampu menghasilkan kualitas film yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat kita, karena masyarakat kita sudah terbiasa dimanjakan oleh tontonan yang berskala internasional. 

Jika dilihat dari genre lain seperti fiksi, esport, teknologi, lingkungan hidup, fantasi, dan lain sebagainya, Indonesia masih belum mampu mengembangkannya dengan baik. Beberapa kali film Indonesia mengangkat genre fiksi yang ternyata pada saat rilis malah mendapat reaksi tidak mengenakkan dari masyarakat Indonesia sendiri, hal ini dikarenakan film tidak sesuai ekspektasi. Hal ini dilihat dari berbagai aspek, seperti dari segi kualitas editing maupun alur cerita yang justru dianggap "cringe". Terlebih bagi serial drama yang ada di televisi, biasanya mereka akan menghabiskan banyak sekali episode dan selalu mengulur atau menambah episode jika drama tersebut dirasa banyak peminatnya. Alhasil konflik yang ada di dalamnya hanya berputar disitu-situ saja dan ini menyebabkan penonton mudah menjadi bosan. Sedangkan drama dari luar negri dapat dikatakan lebih unggul kualitasnya baik dari segi alur, pemain, editing, dan lain sebagainya sudah sangat matang. 

Hal ini jika terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi Indonesia sendiri. Hal ini karena masyarakat Indonesia akan lebih selalu mencari tontonan dari luar negri, sehingga bisa saja dunia perfilman dalam negeri tenggelam. Oleh sebab itu, Indonesia harus segera berbenah dan berinovasi, mungkin dapat menjadikan beberapa series drama luar negeri sebagai acuan dalam mengembangkan inovasinya. Baik dari segi peningkatan alur, pemain, editing, jumlah episode, dan lain sebagainya. Terlebih jika ingin menembus pasar internasioanl, maka dalam series yang bertema action, fiksi, dan tema sejenisnya, mereka harus mampu menjadikan tontonan ini dapat dinikmati dan tidak terasa "cringe". Dengan hal ini diharapkan tontonan Indonesia mampu bersaing dengan tontonan dari negara lain agar industri perfilman Indonesia dapat terus berkembang dan diminati baik oleh masyakarat Indonesia maupun internasional. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun