Mohon tunggu...
Kallysa Deviana Putri
Kallysa Deviana Putri Mohon Tunggu... -

a sanguine

Selanjutnya

Tutup

Money

Creativepreneur, Bisnis yang Sedang Digemari di Indonesia

19 Oktober 2016   01:47 Diperbarui: 4 April 2017   17:32 10353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dasar kerja creativepreneur adalah kreativitas. Kreativitaslah yang menuntun seorang creativepreneur memulai konsep bisnisnya, kemudian mengeksekusinya menjadi bisnis nyata.”

Istilah entrepreneur sudah tidak asing lagi untuk zaman sekarang. Entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang membawa perubahan berupa ide-ide baru atau inovasi sehingga menghasilkan suatu karya yang baru dan hebat. Seiring berkembangnya zaman, entrepreneur sekarang lebih dikenal dengan creativepreneur yang merupakan gabungan dari dua kata yakni, creative dan entrepreneur yang berarti pelaku usaha kreatif. Creativepreneur lebih banyak ditekuni oleh generasi muda yang melakukan bisnis dengan ide-ide yang lebih kreatif. Untuk menjadi creativepreneur, diperlukan memiliki jiwa wirausaha dan semangat yang tinggi. Serta pikiran yang kreatif sangat penting untuk menjadi creativepreneur agar menghasilkan ide baru yang dapat menciptakan suatu produk yang diminati dan disukai oleh banyak orang.

Menurut business coach Ilise Benun, creativepreneur adalah seseorang yang memulai bisnis dengan menggunakan ide kreatif yang punya nilai tambah berupa seni atau desain sebagai tolak ukur utamanya. Sedangkan menurut Ketua Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, mendefinisikan creativepreneur sebagai orang-orang yang terlibat dalam ekonomi kreatif dengan gagasan apapun yang punya nilai dan bisa mensejahterakan baik yang menciptakannya maupun yang menggunakannya. Jika disimpulkan, creativepreneur adalah seseorang yang menuangkan bakat kreatifitasnya menjadi bisnis.

Bakat kreatifitas atau creative talent ini erat kaitannya dengan desain dan estetika yang membuat penjualan creativepreneur tersebut mempunyai “value” yang lebih. Mulai dari produk, logo, packaging, sampai social media, semuanya direncanakan dengan baik dan sesuai estetika desain yang menjadi trend di masa ini. Banyak produk yang inovatif dan spesifik, semacam event planner, indoor garden kit dan banyak juga produk yang simple namun di desain dengan unik dan berbeda dari yang lain.

Sebagai orang yang penuh dengan kreatifitas, setidaknya ada delapan (8) karakteristik yang dimiliki oleh seorang creativepreneur, yaitu;

  • Bold Moves, mereka bisa saja memulai bisnisnya hanya dengan ide dan konsep yang mereka miliki. Ada yang kemudian mencari investor untuk modal usahanya dan banyak juga yang memulai usahanya dengan modal yang kecil seperti satu juta rupiah untuk langsung memulai bisnisnya secara online.
  • Innovative, mereka akan melihat apa yang orang inginkan. Mereka akan menciptakan produk yang orang-orang tidak sadar bahwa mereka membutuhkan atau menginginkan barang tersebut. Creative thinking selalu mendorong mereka memikirkan inovasi baru yang dapat diterima oleh banyak orang.
  • Hybrid Skill, sekarang seseorang harus bisa melakukan banyak hal atau multi-talent untuk menjalankan bisnis, seperti mengerti dalam hal IT ataupun dalam hal Public Relation dan yang lainnya karena begitulah industri pada zaman sekarang. Mereka akan mempelajari bagaimana cara membuat konten, men-shoot video dan mengedit video untuk mempromosikan produknya.
  • Tech-Savvy, creativepreneurs menggunakan teknologi untuk memperkuat bisnis mereka. Mulai dari product showcase, marketing, communication, engaging customers, transportation & distributions, semuanya dilakukan dengan menggunakan teknologi.
  • Design-aware, orang creativepreneur sadar akan design. Meskipun mereka tidak berlatar belakang sekolah desain, mereka mengerti tentang ‘look’ yang menarik perhatian customer, seperti apa yang akan menjadi trend, serta bagaimana pentingnya design yang pantas untuk branding produk mereka.
  • Collaboration, creativepreneur memiliki keterbatasan. Karena produk yang datang dari ide mereka tidak selalu bisa dikerjakan sendiri, mereka akan mengajak pihak lain untuk berkolaborasi. Berkolaborasi lebih menguntungkan dibandingkan men-hiring seseorang, selain lebih hemat, kolaborasi juga merupakan cara untuk saling mengangkat sesama creativepreneur.
  • Short Planner, pada tahap awal, kebanyakan creative businesses tidak punya plan atau rencana untuk jangka panjangnya, mereka cenderung lebih melihat situasi dan perkembangan zaman untuk melihat jenis produk apa yang mereka dapat ciptakan di masa depan.
  • Doer, creativepreneur akan mengambil action untuk membuat konsep yang mereka pikirkan menjadi kenyataan, karena untuk membuat sesuatu yang belum ada merupakan hal yang sulit, namun mereka akan tetap push their limits untuk membuat produk sesuai konsep yang mereka inginkan.

Inilah sekilas pembahasan tentang creativepreneur, apakah sekarang kamu tertarik untuk menjadi creativepreneur?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun