Mohon tunggu...
Kalita MevianaPramesti
Kalita MevianaPramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini saya merupakan seorang Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember. Saya memiliki interest atau ketertarikan di bidang budaya dan juga bahasa. Sebelumnya, saya tidak memiliki ketertarikan terhadap politik sedikitpun. Namun, karena tuntutan pendidikan, saya berusaha untuk mempelajari dan mengikuti perkembangannya sedikit demi sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Ekonomi Sebagian dari Perkembangan Ekonomi Ideologi Liberal?

22 Maret 2024   09:53 Diperbarui: 22 Maret 2024   09:58 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi ekonomi sudah menjadi agenda Internasional yang sulit terelakan oleh semua negara di dunia. Lalu apa yang dimaksud globalisasi ekonomi itu? Seperti yang kita tahu globalisasi diartikan sebagai suatu fenomena dimana akhirnya kita dapat menjangkau informasi dan komunikasi secara luas tanpa batas-batas tertentu. Sama halnya dengan globalisasi ekonomi, hal ini merujuk pada pertumbuhan aktivitas ekonomi yang melewati batas – batas politik negara atau wilayah. Menurut Firmansyah, H (2015) Globalisasi ekonomi merupakan suatu gerakan yang lambat laun membentuk suatu otoritas baru dalam penguasaan aktivitas ekonomi seluruh negara. Globalisasi ekonomi juga dapat menyebabkan ketergantungan atau interdependensi ekonomi antar negara. 

Lalu, bagaimana bisa globalisasi ekonomi ini sering dikaitkan dan dianggap sebagai bagian dari ekonomi berideologi liberal? Globalisasi ekonomi sering dianggap sebagai bagian dari ideologi ekonomi liberal karena berbagai alasan:

1. Pasar Bebas : Ideologi ekonomi liberal menekankan pentingnya pasar bebas tanpa banyak intervensi pemerintah. Globalisasi ekonomi mempromosikan pembukaan pasar internasional, menghapuskan hambatan perdagangan, dan memungkinkan aliran barang, jasa, dan modal secara bebas di seluruh dunia, yang sesuai dengan prinsip pasar bebas.

2. Liberalisasi Perdagangan : Sebagian besar perjanjian perdagangan internasional, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), didasarkan pada prinsip-prinsip liberalisasi perdagangan yang mendorong penghapusan tarif dan hambatan perdagangan lainnya.

3. Privatisasi dan Deregulasi : Ideologi ekonomi liberal mendorong privatisasi industri dan deregulasi sektor ekonomi. Globalisasi ekonomi sering kali melibatkan privatisasi perusahaan negara dan deregulasi kegiatan ekonomi untuk memfasilitasi aliran modal internasional dan investasi.

4. Pentingnya Investasi Asing : Liberalisme ekonomi mengutamakan investasi swasta dan asing sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks globalisasi ekonomi, investasi asing langsung (FDI) memainkan peran penting dalam mentransfer teknologi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja di negara-negara berkembang.

5. Penekanan pada Kompetisi : Ideologi ekonomi liberal menekankan pentingnya kompetisi pasar untuk mendorong efisiensi dan inovasi. Globalisasi ekonomi menciptakan lingkungan di mana perusahaan harus bersaing di pasar global, yang pada gilirannya diharapkan akan mendorong peningkatan efisiensi dan kualitas produk.

Dari situ kita bisa melihat bahwa alasan utama globalisasi ekonomi dihubungkan dengan perkembangan ekonomi berideologi liberal adalah karena pasar bebas. Dan memang sebenarnya,globalisasi ekonomi ini berideologi kan pasar bebas. Globalisasi ekonomi menganut paham pasar bebas tanpa memperhatikan varian situasi ekonomi berbagai negara yang belum tentu cocok melaksanakannya (Firmansyah, H. 2015). 

Hal ini akan sangat memberikan kerugian bagi perekonomian dunia. Sebab, sistem pasar bebas dipaksakan sepenuhnya sebagai hukum baru dalam mengatur tata perekonomian Internasional (global). Selanjutnya hal tersebut jelas dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dunia ketiga. Sebab pasar bebas menuntut kesiapan dalam banyak hal mulai kehandalan sumber daya manusia, ketersediaan infrastruktur ekonomi, natural resources, maupun perantara hukum untuk menjamin kepastian berusaha. Jika tidak, bangsa tersebut hanya akan menjadi bulan-bulanan negara-negara maju.

Selain itu, diungkapkan oleh para kritikus ekonomi, globalisasi ekonomi memiliki beberapa dampak negatif seperti ketimpangan ekonomi, penurunan standar lingkungan, dan kerugian pekerjaan di sektor-sektor tertentu. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dalam memahami globalisasi ekonomi dan dampaknya, terlepas apakah globalisasi ekonomi merupakan bagian dari ekonomi liberal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun