Mohon tunggu...
Kalimatika Arsya
Kalimatika Arsya Mohon Tunggu... -

" Dudukkanlah dirimu dengan duniawi,sedangkan hatimu bersama akhiratmu dan Sirr mu bersama Rabb mu "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Presidenku Sudah Tak Cantik Lagi"

12 Oktober 2011   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaikan seorang pesolek yang selalu menghias diri dengan perangai kecantikan yang bermaksud untuk menutupi segala kekurangan di depan calon pasangan dan di depan semua orang,begitu yang tampak terlihat sekarang bagi semua pemimpin negeri tidak terkecuali seorang PRESIDEN yang memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin negara.

MATAnya dulu yang indah,memberikan harapan bagi setiap orang yang dipandangnya dan tidak ada yang lepas dari pandangannya di setiap pelosok negeri.Hingga terhipnotis bagi mereka yang memandang untuk menjadikan sebagai kekasih dan pemimpin,namun sekarang mata nan indah itu sudah rabun tiada lagi sorotan mata bagi mereka yang dulu memujanya.Ataukah dulu hanya sebuah sandiwara layaknya seorang aktor film,hingga yang tampak sebenarnya hanyalah sebuah basa basi belaka untuk memancing ikan ikan yang bodoh?

HIDUNGnya yang dulu indah mancung bak seorang bintang Bollywood yang memiliki pencium tajam seperti hewan pemburu yang tak pernah luput menerkam mangsa mangsanya,sekarang sudah sirna keindahan hidung itu bahkan tidak bisa menghirup udara yang bercampur doa doa dari pemujanya dahulu,hingga pemuja pemujanya telah menganggapnya mati.

MULUTnya yang manis bagai madu yang bisa terasakan manisnya meski hanya sebatas memandang dan mendengar benar benar mampu memikat seorang musuhnya membuat mabuk dengan kesadarannya bahkan berbalik menjadi pemujanya.Namun sekarang mulut itu sangat berbau hingga banyak pemujanya sekarang yang menutup hidung karenanya.

BODYnya yang dulu sexy,gemulai bagaikan biola made in espanola mampu menaikkan libido yang memandang untuk menjadikannya pemuas segala hasrat,pengabul semua keinginan.Namun sekarang bentuk tubuh indah itu menjadi sepintal daging dan lemak tak ubahnya seekor kerbau yang hanya memikirkan perutnya sendiri.

Bagaimana mungkin warga negara akan menghormati Presidennya jika hanya sebagai pesolek?
Bukan sebuah rekaan juga bukan sebuah fakta,namun semua bisa di simpulkan dengan sesuatu yang terjadi dan di alami seluruh warga negara.
Umpatan,cacian,hardikan seolah tak semakin surut dari hari ke hari namun semakin keras dan lantang.
Dimanakah letak kehormatan Presiden sebagai pemimpin sebuah bangsa jika warga negara secara terang dan benderang melecehkan kedudukannya?di atas tanah sendiri saja tiada junjungan bagaimana mungkin di atas tanah orang lain akan memiliki sebutan?

....................................Presidenku hanya seorang pesolek,Presidenku sudah tak cantik lagi...................................

Tak berkekurangan jika ku menyebutnya demikian,karena aku sudah tiada tertarik dengan penmapilan dan sosoknya meski dari dulu sampai sekarang aku bukanlah pemujanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun