Sejak pertandingan dimulai keduanya telah tampil menekan, membuat Akbar/Winny kesulitan mengembangkan permainan.
Kombinasi penempatan ciamik Melati di depan net dengan serangan dan smash keras Jordan membuat Akbar/Winny yang kembali dipasangkan itu tak bisa berbuat banyak. Set pertama selesai dalam waktu 10 menit.
Di set kedua, Akbar/Winny tampak mencoba tampil sedikit lebih berani dengan mencoba adu drive dan tidak banyak mengangkat bola. Starategi itu cukup berhasil, sehingga perolehan angka menjadi ketat.
Namun pada poin 7-7, Praveen/Melati mempercepat tempo permainan. Â Hasilnya mereka mendapatkan 4 poin beruntun. Interval set kedua ditutup dengan skor 11-7.
Selepas interval, Akbar/Winny yang tak mau menyerah begitu saja terus berupaya mengejar ketertinggalan.
Peraih gelar Hyderabad Terbuka  2018 itu berusaha mengejar, itu cukup berhasil sehingga poin hanya berselisih satu angka yakni 14-13.
Namun selepas itu, perolehan poin Praveen/Melati terus melesat dan akhirnya menutup game kedua dengan skor 21-17, sekaligus meraih gelar juara turnamen berhadiah Rp 47 juta.
Saat sesi wawancara pasca pertandingan, Praveen mengatakan salah satu faktor kemenangannya adalah karena kelelahan yang dialami Akbar/Winny.
Praveen/Meli sebelum laga final, hanya bermain tiga kali, sedangkan Akbar/Winny main empat kali. Bahkan partai perempat final dan semi final dilakoni dengan permainan ketat 3 set.
"Kami bisa langsung in dari awal dan memang ndak mau ketinggalan start lagi seperti pertandingan sebelumnya. Akbar/Winny kan sering mungkin main rubber game sebelumnya, mungkin mereka sedikit kelelahan di final," ujar Praveen seperti dilansir Badmintonindonesia.org.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H