Could she have Olympics gold in her future next?"
Indah Cahya Sari Jamil sudah tiga kali menjadi juara junior dan dianggap sebagai 'salah satu prospek  ganda campuran tercerah di Indonesia' Mungkinkah dia bisa meraih emas Olimpiade di masa depannya?".
Rasanya, pujian itu tidak berlebihan, mengingat prestasi demi prestasi yang telah diraih Indah. Di tahun 2020, sebelum beberapa turnamen terpaksa ditunda atau dibatalkan akibat pandemi, Indah yang bermain rangkap di Ganda Campuran dan Ganda Putri menujukkan grafik yang menjanjikan.Ia dengan pasangan barunya di Ganda Campuran Teges Satriaji Cahya Hutomo telah meraih dua gelar juara yakni di turnamen Yonex Dutch Junior Internasional dan Yonex German Junior.
Peluang Indah untuk bersinar di kancah bulutangkis dunia tentunya terbuka lebar. Kita tahu, indah bisa bermain bagus siapapun pasangnya. Permainan apiknya di depan net bahkan disamakan dengan pemain nomor satu dunia saat ini, Huang Yaqion.
Pergerakan Indah di lapangan depan sangat apik, penempatan bolanya kerap menyulitkan lawan. Bahkan, kerap lawan terlihat enggan meladeni permainan net Indah.
Namun, permainan yang bagus bukan satu-satunya yang menunjang kesuksesan pemain, banyak faktor yang membuat pemain meraih berprestasi. Kita tahu banyak pemain yang bersinar di level junior namun terseok-seok di level senior.
Faktor mental dan konsistensi menjadi kunci prestasi selanjutnya. Indah harus sadar betul terkait perkara itu, jika hendak meraih gelar jika nantinya telah bermain di level senior.
Mengidolakan Liliyana Natsir
Dalam satu kesempatan, Indah menyatakan sangat mengidolakan pemain ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet.
Indah mengakui, pemain yang syarat dengan gelar juara itu menjadi inspirasinya dalam bermain bulutangkis. Kita tahu, gelar paling prestius Butet yaitu mampu meraih emas Olimpiade Rio tahun 2016 bersama Tantowi Ahmad.