Sama halnya saat melawan Chou Tien Chien dilaga quarter final kemarin. Ginting yang kalah 8-21 diset pertama dan sudah tertinggal 11-17 diset kedua, mampu mengejar ketertinggalan dan akhirnya berbalik unggul, hingga dapat membalikan keadaan dan memenangi laga sengit dengan pemain peringkat 2 dunia itu.
Begitupula saat mengandaskan, NG Ka Long Angus di babak pertama. Pemain Vietnam yang kerap jadi batu sandungan untuk Ginting itu terlihat mati kutu menghadapi gaya bermain cepat Ginting di set ketiga. Ginting akhirnya menang dengan skor 21-16, 17-21 dan 21-11.
Ginting pemain dengan permaianan cepat. Selain itu, ia pemain yang gigih. Dia terus mengejar shutlecook meski tertinggal jauh. Semangat pantang menyerah dan tidak mau berhenti melawan seburuk apapun keadaan itulah yang membuat dia memenangi laga demi laga di turnamen ini.
Ginting bahkan jatuh bangun, berupaya mengembalikan shutlecook ke bidang permaian lawan. Tak jarang ia harus tersungkur atau istilahnya "mengepel lapangan" karena kegigihnya mengejar pengembalian lawan.
Setelah melihat semua itu, perjuangan tak kenal lelah. Hal itulah yang membuat para fans bulutangkis sangat optimis Ginting menaklukkan pemain Hong Kong yang tengah on fire itu.
Ekspektasi fans itu memang fans rasanga berlebihan. Malah harusnya menjadi penyemangat buat Ginting untuk meraih gelar.
Harapan itu juga menjadi wajar-wajar sajar, karena jika di final sebelumya, lawan ia hadapi memang lebih diunggulkan. Adalah pemain peringkat satu dunia asal Jepang, Kento Momota yang membuat Ginting harus berdiri di podium yang lebih rendah di turnamen Singapura Open Super 500 dan China Open super 1000. Di Australia Open, ia kalah dari Jonantan Christie.
Selain itu, data juga menujukkan bahwa pertemuan keduanya yang sama-sama telah berumur 23 di final Hong Kong open bukanlah pertemuan pertama kali mereka. Ini akan jadi pertemuan kedua, setelah sebelumnya, Ginting mengandaskan perlawanan Lee di turnamen ini di tahun 2015 silam.
Hal itu ditambah dengan pengalaman Ginting yang punya rekor lebih bagus dari Lee. Ginting sudah menorehkan prestasi dan setidaknya sudah pernah juara, dan tentu mental juaranya sudah ada. Masalahnya hanya pada konsistensi.
Sedangkan rekor Lee tahun ini bisa dibilang tidak bagus. Dibeberapa turnamen yang diikuti, ia kerap terhenti dibabak pertama. Bahkan sebelum Hong Kong Open 2019, ia tidak bisa satukalipun melaju hingga babak kedua. Pendeknya paling maksimal ia hanya sampai di babak kedua.
Rekor dan catatan diatas kertas yang lebih mengunggulkan Ginting, ditambah kegigihanya dalam bermain seharusnya membuat Ginting lebih percaya diri untuk memenangi laga ini sekaligus merebut gelar juara pertamanya tahun ini. (**)