Tuhan tidak berbicara kepada setiap orang, sebagaimana raja di dunia ini tidak berbicara kepada setiap penenun. Mereka mengangkat perdana menteri dan wakil yang melalui mereka orag-orang dapat mencapai raja. Maka demikian halnya Tuhan, Dia telah memilih pelayan tertentu hingga siapapun yang mencari Tuhan dapat menemukan Dia melalui pelayan-Nya. Seluruh nabi telah datang dengan satu alasan bahwa mereka adalah jalan menuju Tuhan. Tuhan berkata Aku lebih dekat dari urat leher hamba-Ku, namun isi dunia telah membuat para hamba menjauh, Tuhan seperti barang hilang yang perlu segera dicari ditengah samudara lautan, mencari tanpa pemandu hanya membuat hamba tenggelam ke dasar lautan. Sungguh Tuhan Maha pengasih dan penyayang telah mengutus pelayan-pelayan-Nya sampai saat ini, agar hamba-Nya bisa kembali kepada-Nya. Alquran itu bagaikan pengantin perempuan, meskipun menarik jilbabnya ke samping dia tidak akan memperlihatkan wajahnya. Nalar yang dimiliki tidak mampu menjangkaunya, dan penemuan hasil belajarmu tidak mencukupi untuk dapat menarik jilbab penutupnya. Pada sisi lain tanpa merenggut jilbabnya, tetapi menyetujuinya, beri air pada lapang tumbuhnya, layani dia dari kejauhan dan cobalah meloakukan apa-apa yang menyenangkannya, dia akan memperlihatkan wajahnya. Carilah orang-orang Tuhan, masuk diantara pelayanku, dan masukilah surgaku ! (QS.89: 29-30). Untuk sampai kepada keridhaan Tuhan, tidaklah cukup hanya pada kesalehan menjalankan ritual ibadah walaupun sudah menggunakan ilmu yang banyak mengungkap isi kandungan Alquran. Namun seorang yang memiliki pemahaman yang sederhana, beribadah dan berbuat banyak kebajikan tanpa mengenal atas dasar keihlasan semata-mata demi mencari dan bertemu Tuhannya, dia telah bersama orang-orang Tuhan, menjadi pelayan bagi sesama, sampai suatu saat yang tak terkira wajah Tuhan pun menampakkan diri kepada hambanya. Penghuni neraka lebih berbahagia di neraka daripada mereka di dunia ini karena di dalam neraka mereka sadar pada Tuhan. Sedangkan di dunia ini mereka tidak sadar. Tidak ada yang lebih manis daripada kesadaran kepada Tuhan. Nalar di dalam neraka merindukan dunia sedemikian rupa hingga mereka mampu melakukan sesuatu agar sadar pada pengejawantahan rahmat, tidak karena dunia ini lebih menyenangkan daripada neraka. Andaikan seorang hamba hidup di dunia, walaupun beribadah dan berbuat kebajikan karena pamrih pahala mengharap surga, tanpa adanya kesadaran kepada Tuhan, bertemu Tuhan di dunia, sungguh neraka adalah tempat terbaik bagi dirinya di mana di dalamnya dia akan menyadari keberadaan Tuhan, sadar dan selalu berdoa tanpa lelah agar terlepas dari jeratnya neraka jahannam, karena yakin dan percaya Tuhan ada bersamanya. Baginya neraka adalah keberuntungan, sedangkan dunia yang dianggapnya surga hanya merupakan musibah dan malapetaka bagi dirinya. Sungguh neraka itu lebih baik bagimu, jika dengan itu kau menemukan kesadaran kepada Tuhan karena neraka adalah salah satu pelayan-pelayan-Nya. Wallahualam. Nb : Disaripati dan diolah dari karya Jalaluddin Rumi. Bisa juga Anda baca di sini SALAM DIALOG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H