Mohon tunggu...
Dialognol Ichwan Kalimasada
Dialognol Ichwan Kalimasada Mohon Tunggu... -

Ichwan Kalimasada. Semua yg nampak itu cermin & pertanda berulang-ulang dlm perubahan tp abadi karena realitas sejati hanya SATU. The One only love, the love only one. Salam Dialognol http://ichwankalimasada.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

National Summit 2009, Masturbasi Kabinet Baru SBY

2 November 2009   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:28 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_20942" align="alignleft" width="280" caption="National Summit 2009 ala Obama"][/caption] Perekonomian Indonesia sedang mengalami defisit kebijakan. Sudah berbulan-bulan sejak pemilihan presiden tak muncul inisiatif baru yang menghadirkan sentimen positif mendasar. Pemerintahan baru belum juga mengumumkan rencana pembangunan komprehensif dan final. Pernyataan-pernyataan Presiden dan para menteri masih sepenggal-sepenggal dan bersifat normatif. Arah baru pembangunan ekonomi untuk lima tahun mendatang masih samar-samar, juga program 100 hari yang dijanjikan. Atau memang tak ada yang baru? Ada kesan seperti itu. (kompas cetak). Setelah sukses SBY dengan gaya kampanye ala Obama, ada pula program 100 hari SBY ala Obama, lalu muncullah tiba-tiba, national summit 2009 juga ala Obama. Acara National Summit 2009 tersebut diikuti seluruh menteri, gubernur, bupati, dan kepala daerah, serta legislatif, Kamar Dagang dan Industri, serta perwakilan perguruan tinggi, yang jumlah pesertanya pada hari kedua mencapai sekitar 1.300 orang peserta. Dalam pidato penutupan National Summit 2009, Jumat (30/10) malam, Wakil Presiden Boediono menegaskan dalam dua hari proses konsultasi yang efektif dan melibatkan banyak kalangan dan stakeholders sudah dengan sukses dilakukan. Hal seperti itu menurutnya belum pernah terjadi dan dilakukan. Model partisipasi seperti itu menurutnya merupakan bentuk dan bagian dari demokrasi. Betulkah demikian…? Kita tunggu cerita selanjutnya. Katanya lanjutkan…….Wapresnya juga Boediono dan semua menko bukan orang baru dalam pemerintahan SBY, koq perlu summit-summit wae…….melibatkan 1.300 orang peserta, weleh-weleh bisakah itu efektif dalam dua hari, malah SBY mengklaim sebagai rembuk national, hal ini malah menuai protes sebagai event rembuk national dari Ketum PP Muhammadiyah, karena baik Muhammadiyah dan NU sebagai Ormas terbesar, malah tidak dilibatkan. Summit 2009 selesai sudah, mana program 100 hari yang dijanjikan, apakah riil dengan masa 100 hari ke depan masih dipenuhi dengan konsep-konsep yang normative belaka, lebih ngawur lagi, selama kampanye SBY hanya berani menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 5 – 6 %, eh…summit malah mematok 7 % dan target investasi 2000 trilliun lebih. NS 2009 ini malah sama sekali tidak menyinggung pembangunan manusia Indonesia ke depan dalam bentuk langkah-langkah riil. Target penurunan kemiskinan malah lebih bombastis dari 17 % malah ditargetkan 6 %, imposible, sementara HDI masih paling di bawah diantara negara-negara ASEAN sendiri dan 50 % penduduk Indonesia tidak berpendidikan memadai. National summit penuh janji tetapi kontra dalam soal penanganan KPK dan bank century yang sebelumnya sudah melewati 100 hari kagak tuntas-tuntas, malah ini tidak dibicarakan. Katanya lanjutkan……..apa belom tahu kalau kemiskinan rakyat masih 37 juta, bunga bank yang masih tinggi sehingga tidak mampu menstimulus perekonomian sektor riil, bagaimana bisa mendorong investasi 2000 trilliun sementara basis infrasturktur saja kacau balau, apa belom tahu kalau setiap kota masih suka mati lampu-mati lampu, apa belum tahu masuk perguruan tinggi itu serba mahal, apa belom tahu iklan sekolah gratis itu menipu sementara alokasi APBN untuk pendidikan 20 %, mana realisasinya Mas SBY, koq malah summit-summit baik, ach…lier atu mah….sama akang SBY…… Apa yang direkomendasikan national summit, sudah banyak event sejenis yang membahasnya, pelakunya sang pejabat masih itu-itu juga, masalah juga jelas di depan mata, koq masih bahas identifikasi masalah, apa kagak ..ngeh kalau para birokrat kita masih lemah dalam koordinasi dan implementasi lapangan, eh..malah sibuk berwacana normative wae, jangan-jangan ini malah tebar pesona pula, woalah masturbasi aja kali kabinet baru SBY ? puas…puas,…..ha..ha..ha….. Wallahulam. Kunjungi SALAM DIALOG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun