Mohon tunggu...
Dialognol Ichwan Kalimasada
Dialognol Ichwan Kalimasada Mohon Tunggu... -

Ichwan Kalimasada. Semua yg nampak itu cermin & pertanda berulang-ulang dlm perubahan tp abadi karena realitas sejati hanya SATU. The One only love, the love only one. Salam Dialognol http://ichwankalimasada.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompas, Kembalikan Inu Ke Pos Istana

5 Januari 2010   18:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:37 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_48908" align="alignleft" width="417" caption="mas inu"][/caption] ngeblog di kompasiana tentang pak beye dan istananya dengan semangat, "mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting." itulah untaian kata mas inu di blognya, kalimat “mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting”, saya yakin dan anda-anda semua hanya menemukan kalimat ini di blog mas inu, kata-kata unik yang hanya bisa ditafsirkan setelah membaca salah satu artikelnya, bahwa makna kalimat itu adalah gerakan satire atau sarkasme pada pak beye dan lingkungannya. keunikan tulisan mas inu yang nama lengkapnya wisnu nugroho memang mengangkat sesuatu yang tidak penting, untuk memahaminya anda perlu tahu dulu apa persoalan yang terkait dengan tulisan itu dibaliknya, jika paham maka itulah yang penting, kabar tidak penting mas inu dalam tulisannya menegasikan pentingnya apa yang ada dibalik itu. tulisan mas inu seperti sampah yang didaur ulang, sehingga unsure satire dan sarkasme di dalamnya membuat komentar yang muncul seperti, “mengabarkan yang tidak lucu agar yang lucu tetap lucu”, karena saat ini panggung politisi sudah lebih lucu dari pelawak itu sendiri, dan sandiwara politik lebih heboh dari sebuah episode sandiwara telenovela yang banyak digandrungi pemirsa tv bangsa ini. apa yang diangkat mas inu memang seperti sampah yang didaur ulang, tidak penting, tetapi detil yang diangkat membuat sesuatu dibalik itu menjadi sangat penting, dengan bahasa yang lugas dan penulisan kata dan kalimat dengan pola bertutur, tulisan mas inu bagaikan satire dan sarkasme yang tajam setajam pisau silet. jangan geer lho mas inu, tapi karena ini bukan rumor, gossip, isu, infotainment dan fitnah, mas inu patut menjadi geer deh, hehehh...... menelaah tulisan mas inu yang hampir dikatakan tidak mengindahkan EYD kaidah bahasa indonesia, saya seolah menafsirkan kalao mas inu bukan tipe manusia normative yang terkunkung kaku pada aturan-aturan normative sehingga mengesampingkan pesan atau tujuan yang ingin dicapai, bagi mas inu cara dan aturan itu fleksibel selama masih mengindahkan kaidah hukum dan moralitas, kenapa mesti kaku, untuk sampai kepada pesan dan tujuan yang ingin dicapai. tata bahasa itu memang syarat dengan kaidah normative dan aturan yang kaku, maka jangan salah kalau bahasa biasa digunakan untuk menegaskan superioritas dan hegomoni penguasa dan kekuasaan, pada komunal tertentu malah digunakan untuk menegaskan kelas social yang dicapainya. Dengan gaya itu mas inu mengesankan diri atau mungkin akan dikesankan, seseorang yang tidak suka dengan kemapanan dan status quo, mungkin itu yang melatarbelakangi sehingga sarkasme dan satire mas inu, walau sopan kayak wong solo, akan membuat penguasa ketar-ketir membaca postingannya. anda tahu, tulisan mas inu menjadi daya tarik tersendiri di kompasiana, believe or not, yang jelas saya tertarik join di kompasiana karena tulisan mas inulah yang pertama kali saya baca saat menemukan kompasiana di surving internet. pasca sby terpilih yang kedua, kalau tidak salah, mas inu sempat hilang dari peredaran di kompasiana, kalau tidak salah lagi mungkin sebulan lamanya, sampai seorang kompasiana menulis artikel kemana mas inu berada, termasuk saya yang juga bertanya-tanya, ada yang mengira mungkin karena tulisan-tulisan mas inu yang penuh sarkasme, dia lalu kena bredel, dipindah dari pos istana, sampai kemudian mas inu muncul dan sudah dipindahkan di biro kompas daerah jogja. Saya pun bertanya mungkin mas inu akan mengubah profil blognya dan tidak menulis lagi seputar pak beye, saya ternyata keliru, karena walaupun mas inu bermodalkan kamera pinjaman kantor yang sering ngadat, dia ternyata mempunyai segudang dokumentasi yang siap dijadikan topic-topik tulisan, aktualnya dengan modal foto yang sepintas lalu memang tidak penting, mampu dibidik dan diulas sesuai konteks yang terjadi. Namun bagaimana pun bobot tulisan itu tidak seaktual jika mas inu ngepos di istana, iya kan ….? dalam konteks membesarkan kompasiana seperti harapan yang ditulis mas nurul dan daeng ASA, saya sebagai kompasianer dengan sangat hormat memohon kepada Pimpinan Redaksi atau Direktur Media Kompas agar segera menarik mas inu dari jogja untuk ditugaskan ngepos lagi di istana, agar tulisan-tulisan di blognya yang memang dimaksudkan untuk itu semakin hangat, actual dan segar serta enak dibaca, karena tulisan mas inu dengan gayanya itu cuma ada di kompasiana dan itu adalah gaya tersendiri yang menarik minat para netter bergabung dengan kompasiana. bagaimana kompasianer, ngedukung kan…!!?? ayo dong dukung misi ini, yang dukung silahkan posting komentar anda di bawah sebagai aspirasi permohonan kompasianer ke pimred kompas. mas-mas, akang dan bapak-bapak serta petugas satpol pp kompasiana, dukung dong, please, jangan lupa pajang postingan ini di headline ya pak admin, mosok gak ngedukung sih……. ayo kawan-kawan,…,wah jadi ikutan nulis pake gaya mas inu, gak pake huruf besar di awal kalimat. SALAM DIALOG

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun