Mohon tunggu...
Dialognol Ichwan Kalimasada
Dialognol Ichwan Kalimasada Mohon Tunggu... -

Ichwan Kalimasada. Semua yg nampak itu cermin & pertanda berulang-ulang dlm perubahan tp abadi karena realitas sejati hanya SATU. The One only love, the love only one. Salam Dialognol http://ichwankalimasada.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelimpahan dan Kebersamaan

19 April 2011   01:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_2192" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi Kebersamaan (sumber untan.ac.id)"][/caption] Kelimpahan dan kebersamaan itu apa ? Kelimpahan dimaknai bahwa ketika mereka atau kalian berebut, Anda masih yakin dan percaya diluar sana masih lebih banyak dan lebih baik, Anda yakin rejeki itu tidak akan ketukar-tukar, Anda yakin semua orang mendapatkan apa yang telah diupayakannya sejak terlahir ke muka bumi. Anda yakin dan percaya selama masih bernafas dan persediaan oksigen masih ada, di manapun dan kapan pun, rejeki itu kan selalu ada. Anda hanya perlu lebih focus, berdedikasi, bersikap optimis dan positif di dalam menilai apa yang Anda kerjakan bersama lingkungan di mana Anda menjalani hidup. Seseorang yang tidak merasakan kelimpahan dalam dirinya atau minimal tidak memiliki persepsi itu akan sangat sulit membangun kebersamaan. Sebaiknya kita memulai dengan memahami kebersamaan itu sendiri. Tingkatan dalam perkembangan kepribadian dan profesionalisme manusia berawal dari penguasaan skill atau pengetahuan secara indvidu, ini adalah proses awal menuju keberdayaan. Proses selanjutnya adalah tingkatan kemandirian yang dipahami sebagai kemampuan manusia untuk mengetahui masalah yang dihadapinya, cara mengatasinya dan langkah atau strategi apa yang akan dilakukannya ke depan meraih apa yang dicitakannya. Tahapan berikutnya adalah kesalingtergantungan. Kenapa demikian karena kemandirian telah membawa manusia lebih focus pada apa yang dimiliki dan dikuasainya sesuai pengalaman dan disiplin ilmunya, namun pada sisi lain dia memerlukan kelengkapan lain agar pemenuhan segala aspek kehidupan dapat terpenuhi. Dalam konteks perkembangan itulah di mana puncaknya adalah kesalingtergantungan, keniscayaan kebersamaan tidak bisa diabaikan, malah menjadi prasyarat utama menuai kesuksesan-kesuksesan selanjutnya. Kebersamaan tidak dipahami sebagai media saling memanfaatkan atau saling mendapatkan keuntungan, ini adalah pencapaian yang paling rendah, derajat hewani. Kebersamaan dalam konteks manusia di kenal dengan sinergitas. Dalam perhitungan matematis, kebersamaan hewani berkembang dengan ukuran pertambahan (+), sementara sinergitas diukur dengan rumus perkalian (x). Contoh kebersamaan hewani 2 + 4 = 6, sementara kebersamaan sinergitas 2 x 4 = 8. Coba perhatikan, hasil kebersamaan hewani ketika  dibagi bersama hanya menghasilkan setiap orang mendapat satu, demikian pula yang terjadi di setiap penambahan lainnya walaupun semakin banyak yang terlibat. Tetapi kebersamaan sinergitas menghasilkan kelebihan yang lebih banyak, semakin banyak yang terlibat dalam sinergitas maka hasilnya akan semakin berlipat ganda, 10 + 10 hanya menghasilkan 20, tetapi 10 x 10 menghasilkan 100. Ini adalah ilustrasi sederhana untuk menggambarkan pola sikap di dalam membangun kebersamaan karena manusia secara alamiah selalu menginginkan kebersamaan dalam konteks sinergitas. Jika kebersamaan sinergitas ini dapat dipahami dan dilakoni, maka setiap pelakunya bisa berkata, “Bersama kita bisa.”  Wallahualam salam dialog

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun