Sebelum memulai, saya mau jadikan ini pengingat buat saya. Karena, sudah lama sekali tak menjamah akun Kompasiana apalagi menulis di sini. Tapi, efek Work From Home (WFH) mungkin tak cuma saya, tapi banyak orang juga menggeluti hal-hal lama yang dulu dilakoni.
Untuk saya, waktu setelah selesai bekerja (walaupun gak ada selesainya) digunakan untuk browsing, dan berselancar. Sampai, tiba pada titik untuk memutuskan kembali ke dunia blogging.
Saya bahkan, sempat membuat blog baru yang saya pikir akan saya seriusi. Dan akhirnya mampir kembali ke sini.
Baiklah, kita mulai saja sebelum kepanjangan. Â
Walaupun sebegitu ngerinya gambaran dampak Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) menerjang ekonomi, kesehatan hingga stabilitas dunia, ternyata ada beberapa orang, yang percaya bahwa semua ini adalah rekayasa pihak tertentu.
Ada sebagian yang sama sekali menyangkal fakta kasus, atau hanya sekedar membenarkan fakta kejadiannya, tapi mempercayai bahwa semua ini diatur sedemikian rupa.
Mudahnya, virus ini dikatakan bukan alami, tapi buatan.
Teori konspirasi yang mafhum dikalangan masyarakat, selalu merujuk pada konspirasi Invisible Hand atau tangan tak terlihat yang sebenarnya selama ini mengontrol dunia.
Beberapa kejadian besar seeperti 911, perang Iraq hingga Covid-19 dipercaya disutradarai oleh sekelompok kecil orang, yang disebut elit global.
Siapa elit global ? Mereka adalah para miliarder, triliuner begawan ekonomi dan para penguasa industri. Dikabarkan, semua berakar pada beberapa tokoh keluarga penting di Amerika Serikat, yakni Keluarga Rostchild dan Rockefeller.
Lalu apa tujuannya ? Sebagaimana konspirasi yang beredar. Para elit global itu, menginginkan adanya New World Order atau Tatanan Dunia Baru, dimana semua hal di dunia dikendalikan oleh mereka.