Keberlangsungan masa depan sebuah bangsa sangat tergantung pada kesehatan dan kualitas generasi muda. Untuk itu, langkah-langkah proaktif dan terarah dalam mengatasi permasalahan kesehatan pada anak-anak perlu dilakukan. Salah satu inisiatif penting yang diadakan oleh Universitas Airlangga (UNAIR) pada tahun 2023 adalah program KKN Tematik "Kampung Emas Stunting 2023", program Belajar Bersama Komunitas (BBK), salah satu inisiatif dalam pendidikan tinggi yang mengintegrasikan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. BBK Tematik Kampung Emas Madani di Kelurahan Beringin, Surabaya, telah menjadi perwujudan nyata kontribusi Perguruan Tinggi dalam mendukung program nasional menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Kegiatan BBK Tematik Kampung Emas Madani melibatkan 459 mahasiswa dari berbagai fakultas, seperti Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Ekonomi yang kemudian disebar ke 153 kelurahan di Surabaya, salah satunya adalah kelurahan Beringin, Kecamatan Sambikerep, Surabaya. Mahasiswa unair kelompok 33 bekerja sama dengan komunitas setempat untuk menurunkan angka kejadian stunting melalui 3 program utama Kampung Emas Madani yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pra-Nikah), SBCC BESTIEZ: Mendorong Perubahan Perilaku, Formulasi Pangan Beriman: Inovasi Menu Sehat dengan sasaran tidak hanya kepada ibu dan calon ibu tetapi juga untuk TPK yang ada di kelurahan.
Â
Tujuan kegiatan mencakup analisis masalah keluarga berencana, masalah gizi pada ibu hamil dengan KEK, dan pengetahuan konsumsi gizi. Pelaksanaan kegiatan berlangsung dari 7 Oktober 2023 hingga 7 Desember 2023. Kegiatan dimulai dari pengumpulan data yang diperoleh dari Puskesmas Made, dengan fokus balita stunting, ibu hamil berisiko, dan pengantin baru dalam tiga bulan terakhir ataupun merupakan calon pengantin 3 bulan kedepan setelah bulan September. Kelompok 33 Kampung Emas kemudian melakukan wawancara dan pengamatan di Kelurahan Beringin untuk mengidentifikasi permasalahan kesehatan, pola asuh, dan gizi masyarakat setempat.
Program pertama yang dilakukan oleh mahasiswa ialah LADUNI (Layanan Terpadu Pra-Nikah), merupakan kegiatan yang melibatkan pemantauan dan edukasi terkait konsumsi suplemen Multiple Micronutrients (MMN) pada calon pengantin. Tujuannya adalah meningkatkan kepatuhan dalam konsumsi LADUNI dan pengetahuan tentang manfaatnya. Dari 13 data calon pengantin yang terkumpul, 7 orang memenuhi kriteria, dan 3 dari 7 responden mengkonsumsi LADUNI. Hambatan utama mencakup kesulitan membuat janji temu dan kurangnya responsivitas calon pengantin, terutama saat diwawancarai secara online.
Program selanjutnya ialah Social Behaviour Change Communication (SBCC) BESTIEZ, melalui kegiatan ini mahasiswa memberikan edukasi gizi kepada ibu hamil, ibu balita, calon pengantin, dan kader surabaya sehat di Kelurahan Beringin dengan harapan ibu maupun calon ibu dapat memberikan perhatian khusus terhadap asupan gizinya untuk menciptakan generasi baru yang sehat. Sosialisasi gizi dan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kecamatan Sambikerep, Kelurahan Beringin, Puskesmas, kader Surabaya Sehat, dan responden. Hasil kegiatan SBCC BESTIEZ menunjukkan peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku responden, sebagaimana tercermin dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan.
Dalam rangka meningkatkan asupan protein dan terpenuhinya gizi sehat responden, mahasiswa merealisasikan kegiatan Formulasi Pangan Beriman dan berhasil mengembangkan resep "Dimsum Ikan Lele". Kegiatan ini khususnya diperuntukkan kepada para ibu hamil dan calon pengantin dengan harapan terpenuhinya gizi optimal selama kehamilan. Melalui demonstrasi masak berbasis video, kegiatan ini tidak hanya memberikan solusi kreatif dalam pengembangan menu sehat tetapi juga membagikan sampel kepada masyarakat. Formula pangan yang dilakukan menghasilkan reaksi positif dari masyarakat karena kemudahan pengolahan menu serta hasil rasa yang memuaskan sehingga diyakini menu ini akan disukai oleh berbagai kalangan.
Hasil kegiatan menunjukkan beberapa ibu hamil dan calon pengantin masih enggan mengkonsumsi suplemen Multiple Micronutrient (Tablet LADUNI) serta tidak mengakses aplikasi layanan terpadu pra-nikah seperti elsimil karena beberapa alasan, diantaranya adalah ketidaktahuan atau kurangnya informasi terkait elsimil dan adanya efek samping maupun ketidaknyamanan dengan rasa dan aroma dari suplemen tersebut. Meskipun demikian, sejumlah responden tetap mematuhi konsumsi LADUNI.Â
Dalam pelaksanaannya, tentu mahasiswa masih mendapati beberapa tantangan. Tantangan yang dihadapi meliputi kesulitan membuat janji temu dengan calon pengantin, khususnya yang bekerja pada hari Senin-Sabtu. Responsivitas rendah dari responden, meskipun telah dilakukan beberapa upaya follow-up. BBK Tematik Kampung Emas Madani di Kelurahan Beringin, Surabaya, menandai kolaborasi aktif antara Perguruan Tinggi dan masyarakat. Melibatkan mahasiswa dalam analisis situasi, kegiatan edukasi, dan inovasi menu sehat, program ini membuktikan bahwa pendekatan terintegrasi dapat memberikan dampak positif dalam menanggulangi permasalahan kesehatan masyarakat. Oleh karenanya, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif terhadap fasilitasi kegiatan semacam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H