Sore tadi lewat di taman kota. Ada proyek, revitalisasi taman apalah gitu.
Tapi intinya, taman yang sudah bagus itu dibongkar lagi. Keramik lama dihancurkan, untuk diganti keramik yang lebih baru. Di sana dibongkar, di sini dipasang. Pokoknya bongkar-pasang.
Ternyata bukan cuma satu taman, tapi sembilan taman yang "dibegitukan". Maksudnya, direvitalisasisi. Meski di mata awam seperti saya, cuma bongkar pasang semata.
Padahal taman itu masih bagus dan baru. Keramiknya masih kinclong, padat, dan kuat. Tapi kenapa dibongkar ya? Apa tidak eman-eman duitnya?
Revitalisasi taman itu ternyata menghabiskan banyak duit. Miliaran, seperti tercantum di papan nama proyek. Apa tidak eman-eman ya, wong masih bagus dan baru.
Kok seperti sisipus, membangun taman, bongkar lagi, bangun lagi, bongkar lagi. Begitu seterusnya. Miliaran rupiah terbuang untuk kesia-siaan.
Tapi mungkin bukan kesia-an. Proyek sisipus-isme inilah yang mungkin menggerakkan ekonomi Indonesia. Kontraktor dapat proyek, pekerja dapat upah, dan pejabat mungkin kecipratan.
TaPi saya yakin jika para pejabat kreatif, mereka bisa merancang proyek lain yang lebih bernilai dan bermanfaat. Bukan semata menghabiskan anggaran.
Tapi justru itu, bisa jadi para pejabat sebenarnya kreatif. Sejak awal menyusun APBD, duit ber em-em itu memang sudah direncanakan untuk dihabiskan.
SUdah ah, ngantuk. Percuma nulis ginian. Ngggak ada manfaatnya, cuma jadi tambah musuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H