Gurih, Kartu Sapi Sedot Rp 7,5 Miliar

Bagaimana cara mencari untung dengan cara kartu? Yang "konvensional", mencetak kartu ATM dan kartu kredit. Ini biasa dilakukan bank.  Atau kartu keanggotaan organisasi dan kartu member. Juga kartu berisi chip game. Baik game online atau game di mal-mal.

Tapi ada yang lebih baru: cetak kartu sapi. Ini yang akan dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng. Dinas ini akan mencetak jutaan kartu, semacam KTP bagi hewan ternak itu.

Sebagai proyek perdana,akan dicetak KTP bagi 30 ribu sapi di Kabupaten Kebumen. Biaya cetak "kartu sapi" dibebankan pada APBD Jateng tahun 2015, sebesar Rp 150 juta. Jadi satu kartu seharga Rp 5.000,00.

Berapa anggaran yang dibutuhkan jika anggaran itu dijalankan penuh? Menurut data dinas, populasi sapi di Jawa Tengah sebanyak 1,5 juta ekor. Jadi, proyek kartu sapi itu akan menyedot anggaran Rp 5.000 x 1,5 juta = 7,5 miliar rupiah. Wow, gurih betul.

Proyek "kartu sapi" itu sempat ditolak beberapa anggota DPRD. Alasannya, pemborosan. "Manfaat bagi peternak apa? Sia-sia dan pemborosan," kata Ahsin Makruf dari Komisi B. Link . Dari googling, Ahsin merupakan anggota dewan dari PAN.

Saya sepakat dengan Ahsin. Pembuatan kartu sapi itu tak layak diteruskan. Nggak jelas manfaatnya. Peternak juga nggak butuh, sapinya apalagi.

Tapi tampaknya, proyek jalan terus. Link . Indikasinya, ada kompasianer yang menulis kutipan wawancara dengan Kepala Dinas Peternakan jateng, tentang "manfaat"  kartu sapi itu. Tulisan dia, dimuat sehari sebelum tulisan ini dimuat.

Ditulis, pihak Dinas Peternakan mengatakan, penerbitan "kartu sapi" itu untuk memenuhi keinginan Gubernur Ganjar Pranowo. Yakni agar dinas menelurkan program-program inoatif. Nah, kartu sapi itu dianggap sebagai program inovatif.

Saya menganggap proyek itu tidak inovatif. Malah kesannya, cuma akal-akalan untuk memboroskan anggaran. Sedang manfaatnya bagi peternak tidak ada. Yang untung paling para pencetak kartu itu.