Pada tanggal 21 oktober 2024 presiden prabowo subianto dan wakilnya gibran rakabuming raka telah melantik para menteri dan wakil menteri. Total kabinet prabowo-gibran sebanyak 104 menteri dan wakil menteri, yang di mana menteri sebanyak 48 dan wakil menteri nya 56. Jadi, dalam sejarah Indonesia menteri terbanyak adalah pada masa presiden prabowo subianto dan wakilnya gibran rakabuming raka.
Jadi, dampak dari kabinet gemuk prabowo-gibran ini adalah anggaran yang melonjak tinggi. Dimana dalam Penambahan jumlah kementerian dan menteri akan meningkatkan belanja negara, termasuk gaji staf pendukung, pengadaan mobil dinas, fasilitas kantor, dan pembayaran pensiun. Hal ini berpotensi membengkakkan anggaran negara, yang pada akhirnya dapat mengganggu alokasi dana untuk program-program penting lainnya.
Kemudian dengan banyak nya kementrian dapat menyebabkan kebingungan dalam implementasi program, terutama jika tidak ada koordinasi yang efektif. Hal ini berpotensi mengakibatkan pemborosan sumber daya dan menghambat kemajuan pembangunan daerah. Selain itu, proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih lambat dan birokratis, yang pada akhirnya ini akan memperlambat respons terhadap masalah yang mendesak di tingkat daerah.
Di sisi lain, kabinet gemuk ini dapat menciptakan peluang korupsi yang sangat besar. Karena dengan banyaknya jabatan, ada kemungkinan bahwa beberapa posisi akan diisi oleh individu yang lebih mementingkan loyalitas politik ketimbang kompetensi. Ini dapat menurunkan kualitas tata kelola pemerintahan dan memperburuk kepercayaan publik terhadap institusi negara.
Jadi kabinet gemuk Prabowo-Gibran memiliki potensi besar dalam mempengaruhi dinamika politik dan operasional pemerintahan. Lalu untuk mencapai tujuan pembangunan yang efektif, diperlukan mekanisme koordinasi yang kuat antar kementerian. Integrasi kebijakan dan program antara pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil saling mendukung dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H