Halo para pencari ilmu. Kali ini kita akan membahas tentang sejauh mana kita setuju bahwa sebagian besar penderita serangan jantung terjadi pada orang-orang yang memiliki kadar kolestrol normal. Maka dari itu kita akan mempelajari terlebih dahulu tentang apa itu serangan jantung dan apa hubungan serangan jantung dengan kolestrol tinggi.
      Intinya adalah penyakit jantung terjadi karena terhentinya aliran darah yang mengalir ke jantung secara mendadak. Serangan jantung sendiri adalah keadaan darurat. Bagi penderita serangat jantung, bahkan beberapa menit saja sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena jika aliran darah berhenti maka otot-otot jantung akan mengalami penurunan mutu kerja bahkan dapan mengalami kerusakan secara permanen. Maka efek samp   ing dari serangan jantung yang tertunda penangannya adalah gagal jantung, dengan disertai banyak kompilasi dengan organ lain sebelum pasien dapat sampai di rumah sakit.
Serangan jantung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya adalah penyumbatan oleh lemak, kolestrol, atau unsur lainnya pada pembuluh darah utama jantung. Pada saluran darah seperti arteri memiliki dinding yang halus untuk mengalirkan darah, tetapi jika ada plak-plak ( sejenis lilin ), akan menutup dinding pembuluh darah dan mengeras di dalamnya, sehingga pasokan nutrisi, oksigen, dan darah akan berkurang, sehingga terjadi penggumpalan darah.
      Gejala-gejala penyakit jantung sendiri adalah anginia atau nyeri di dada, yang diakibatkan oleh tersumbatnya pembuluh darah, dimana hal ini juga dapat membawa gejala lain seperti sesak napas yang dikarenakan oksigen yang juga ikut terhambat oleh plak-plak di pembuluh darah. Dari penyumbatan tersebut maka akan timbul gejala-gejala lain seperti pusing, lebih banyaknya keringat yang keluar dari tubuh walaupun tidak beraktifitas, dan bahkan beberapa pasien mengatakan memiliki detak jantung yang tidak wajar, kadang cepat kadang juga lambat.
      Sedangkan kolestrol adalah lemak yang ada dalam peredaran darah kita. Menurut massa jenisnya kolestrol dibagi menjadi 2, yaitu kolestrol baik ( HDL ) dan kelostrol jahat ( LDL ). Kolestrol jahat inilah yang digadang-gadang penyebab utama terjadinya serangan jantung.
      Tetapi pada artikel ini, kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Apakah benar, orang yang terkena serangan jantung sebagian besar merupakan orang yang memiliki kolestrol normal? Menurut sebuah penelitian yang dilakukan sebuah universitas di california ( UCLA ) 75% penderita serangan jantung yang dilarikan ke rumah sakit memiliki tingkat kolestrol jahat atau yang biasa dibilang normal. dr. Deepak L. Bhatt  seorang ahli jantung dari Harvard Medical School juga berkata bahwa 50%  orang yang terkena serangan jantung memiliki kadar kolestrol yang normal. Maka, apa penyebab banyaknya orang dengan kadar kolestrol normal tetap terkena serangan jantung? Mari kita bahas satu persatu.
LDL yang susah untuk dilacak
Dalam berbagai kasus serangan jantung, tidak jarang dalam tes darah parah pasien terjadi kesalahan. LDL (Low Density Lipoprotein) dengan bentuknya yang kecil dan padat memiliki teman yang lebih berbahaya dari dirinya yaitu SDLDL. SDLDL atau Small Dense LDL adalah kolestrol yang paling jahat dikarenakan bentuknya yang lebih kecil lagi dari LDL sehingga lebih sulit untuk dilacak. Karena ukurannya yang sangat kecil, SDLDL dapat dengan leluasa masuk ke pembuluh darah intima.Â
Kemudian SDSL yang sudah masuk ke pembuluh darah akan mudah teroksidasi oleh senyawa radikal bebas membentuk yang dinamakan LDL teroksidasi (oxidized LDL). Setelah itu, LDL yang teroksidasi mulai menempel di dinding poembuluh darah dan mulai membentuk sel busa yang menutup dinding pembuluh darah. Dari beberapa kasus sering menunjukan bahwa beberapa orang memang tidak memiliki LDL, tetapi didalam dirinya memiliki SDLDL, sehingga pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan bagi beberapa pasien serangan jantung. Â
Peradangan pada jantung
Miokarditis atau peradangan jantung juga sering terjadi pada pasien serangan jantung. Miokarditis ditandai oleh perdangan pada lapisan otot dinding jantung dimana otot itu berfungsi untuk memompa darah keluar masuk dari jantung. Jadi jika otot mengalami peradangan maka jantung tidak akan bisa memompa darah dengan baik sehingga pada kasus ekstrimnya dapat menyebabkan serangan jantung. Miokarditis disebabkan oleh virus, bakteri, atau infeksi jamur yang mencoba menyerang tubuh tetapi dihadang oleh sistem imun yang menghasilkan zat kimia untuk membunuh antigen tersebut. Zat tersebut dinamakan protein c, dimana protein c yang terlalu banyak dalam diri manusia dapat menyebabkan serangan jantung. Sehingga protein c bisa menjadi tolak ukur seberapa parah penyakit jantung pasien.