Mohon tunggu...
Okty Budiati
Okty Budiati Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang gemar menari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Kekasih Di Putik Matahari

24 Desember 2015   13:55 Diperbarui: 24 Desember 2015   13:55 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Berkumpul kembang di taman, tanpa labirin selain suara air yang jatuh merebah tepat di bibir teratai. Beningnya kolam mengingatkanku akan heningnya suaramu dari balik layar selular. Maya dan realita bukanlah keterpisahan, Sayang. Segala penuh nyata karena nafas kita masih saling bertukar, menyilang. Bukankah kau pernah mengingatkanku akan ketidakberbatasan ruang dan waktu, dimana semua bergerak dalam hidup. Kita layak hidup demi kehidupan itu sendiri, Sayang. Tiada kesia-siaan selain diri kita yang terkadang runtuh dalam birahi-birahi jasad fana. Tapi kita tahu, pada fana kita mampu bermimpi, sebuah mimpi tentang cakrawala, juga semesta yang renjana. 

Saat ini, tepat pada pukul 21:12 waktu di daratan ini, aku masih menunggu. Menunggu sebuah perjalanan yang akan mengantarkanku pada jalan pulang yang tenang. Bersamamu aku merela, rebahkan tubuhku di tengah gelombang samudra yang kau ucapkan dengan kedalaman yang biru. Ketukan bunyimu mengalir bagai rona merah yang memberi warna hijau dalam mataku hingga hati pun meriuh putih, seputih angsa dalam komposisi Tchaikovsky. Ya, aku menari dalam wangi pagi saat mentari meninggi, hingga detik itu tiba padaku dimana aku akan bersama keabadianmu selalu. “Aku merindukanmu, Kekasih...” Airmata pun jatuh tepat di pusara waktu. 

 

Jakarta | 24 Desember 2015 

 

Photo Koleksi Pribadi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun