Mohon tunggu...
Fahri Rizal
Fahri Rizal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menikmati Penggusuran

23 Agustus 2015   00:32 Diperbarui: 23 Agustus 2015   00:32 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati penggusuran, mungkin itu yang ada dibenak beberapa orang atau kelompok yang sedang riang gembira menanti penyelesaian dan pemerataan penggusuran pada kampung pulo. Dengan dalih tanah Negara yang merupakan lahan hijau dan resapan air, apakah ada yang pernah berpikir tentang asal usul dan sejarah kampung pulo?  Kampung ini sudah ada sejak abad ke 17 yang artiannya sebelum Belanda datang ke Indonesia sudah ada warga kampung pulo. Kampung ini juga sering di sebut “pengamanan diri” bagi mereka yang di kejar-kejar oleh Belanda, selanjutnya pada zaman kolonial kawasan kampung ini menjadi bagian dari Meester Cornelis yang di ambil dari nama Cornelis Sene, seorang guru agama Kristen yang berasal dari Banda, Maluku. Pada perkembangannya pada awal abad ke-19 Meester Cornelis direbut oleh Tentara Inggris atau yang lebih dikenal dengan peristiwa berdarah Penyerbuan Meester Cornelis. secarahperjalanan sejarah kampung ini telah lama menjadi tumpuan kehidupan bagi rakyatnya, kampung ini telah memberikan tempat tinggal bagi mereka. Akhir dari kampung ini adalah rencana pemerintah hari ini untuk melakukan normalisasi sungai Ciliwung. Rencana ini telah tertuang pada Perda No.1 Tahun 2012 tentang Rencana tata Ruang Wilayah tahun 2030 dan pada 2014 yang lalu dikeluarkan perda turunan yang memperkuat penggusurah tentang Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) yaitu rencana sodetan digunakan untuk pembangunan danau dan perubahan peruntukan tanah di Kampung Pulo. Pemprov DKI dengan mulutnya yang kacau menganggap mereka sebagai penduduk liar atau illegal yang akhirnya tidak mendapatkan ganti rugi karena tidak memiliki surat-surat tanah , ini merupakan sebuah penindasan yang sistematis belum lagi anggota DPRD DKI Jakarta yang mengambil moment politik untuk menarik simpati dari rakyat dengan mengecam Ahok dengan kutukan atas tindakannya. Rumah Ahok juga ada di Puri Mutiara yang merupakan lahan hijau dan resapan air sama dengan kampung pulo, tapi kenapa dia tidak menggusur rumahnya sendiri ?. kampung pulo digusur karena kampung tersebut merupakan wilayah strategis dalam distribusi barang produksi, tapi hal tersebut dipelintir dengan dalih ‘BEBAS DARI BANJIR’. Panjang Umur Perlawanan Warga Kampung Pulo !!

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun