Mohon tunggu...
Kala Fauzan
Kala Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar Linguistik

Saya merupakan karakter yang selalu berusaha untuk menjadi 1% lebih baik tiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Akar Bahasa Indonesia, Pengaruh Kuat dari Bahasa Melayu

14 Oktober 2024   05:59 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:23 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bahasa Indonesia, yang saat ini menjadi bahasa resmi di Indonesia, memiliki akar yang kuat dalam bahasa Melayu. Sejak jauh sebelum datangnya kolonialisme dan modernisasi, bahasa Melayu telah menjadi lingua franca di Nusantara. Dalam konteks ini, bahasa Melayu tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jembatan budaya antara berbagai suku dan bangsa di kepulauan Asia Tenggara.

Penggunaan Melayu Sebagai Bahasa Perantara

Bahasa Melayu digunakan di sepanjang jalur perdagangan yang menghubungkan berbagai daerah, mulai dari Malaka hingga Makassar. Dalam interaksi perdagangan, para pedagang dari berbagai suku bangsa memanfaatkan bahasa ini untuk memudahkan komunikasi. Kelebihan utama bahasa Melayu terletak pada kesederhanaan tata bahasa dan struktur kalimatnya, yang memungkinkan orang dari latar belakang yang berbeda untuk dengan cepat memahami dan menggunakan bahasa ini.

Sebagai contoh, dalam transaksi dagang, bahasa Melayu digunakan untuk menyampaikan informasi tentang barang, harga, dan kesepakatan. Keterampilan berbahasa Melayu tidak hanya terbatas pada kalangan pedagang, tetapi juga meluas kepada masyarakat umum, termasuk masyarakat lokal yang tinggal di sepanjang jalur perdagangan. Dengan cara ini, bahasa Melayu menjadi semakin akrab di telinga masyarakat dan membangun pengaruhnya di berbagai lapisan masyarakat.

Bahasa Melayu Sebagai Fondasi Bahasa Indonesia

Ketika bangsa Indonesia merumuskan bahasa nasionalnya pada awal abad ke-20, bahasa Melayu terpilih sebagai dasar utama. Proses ini tidak hanya melibatkan pemilihan kata, tetapi juga pengembangan tata bahasa yang lebih baku. Kata-kata dasar seperti makan, minum, kita, dan pintu yang berasal dari bahasa Melayu menunjukkan bagaimana bahasa ini memberikan fondasi yang esensial bagi bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa Melayu dalam komunikasi antar kerajaan dan suku di masa lalu turut mempercepat proses pembentukan bahasa Indonesia. Dalam konteks sejarah, berbagai naskah dan literatur awal di Nusantara banyak ditulis dalam bahasa Melayu, baik dalam bentuk sastra maupun dokumen resmi. Ini semakin mengukuhkan posisi bahasa Melayu sebagai penghubung antarbudaya yang penting dalam sejarah Indonesia.

Bahasa Melayu juga menjadi pilihan utama karena bersifat netral, tidak terkait dengan kekuasaan kolonial atau satu suku tertentu. Hal ini menjadikannya mudah dipahami oleh berbagai kalangan, sehingga semua orang, tanpa memandang latar belakang suku, bisa menggunakan dan berkontribusi terhadap perkembangan bahasa ini. Dengan demikian, bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa Indonesia yang lebih modern dan formal, mencerminkan semangat kebangsaan serta identitas bersama.

Transformasi Menuju Bahasa Indonesia Modern

Seiring dengan perjuangan kemerdekaan dan pembentukan identitas nasional, bahasa Indonesia mengalami transformasi yang signifikan. Dalam upaya membangun persatuan di tengah keberagaman budaya, bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia mulai diperkaya dengan pengaruh dari berbagai bahasa lain. Dalam konteks ini, berbagai istilah baru diadopsi dari bahasa asing, termasuk Belanda dan Arab, yang semakin memperkaya kosakata dan ekspresi bahasa Indonesia.

Sebagai contoh, dengan masuknya istilah-istilah modern dalam pendidikan, teknologi, dan komunikasi, bahasa Indonesia menjadi semakin dinamis. Selain itu, perkembangan media massa dan pendidikan juga berkontribusi terhadap penyebaran dan penggunaan bahasa Indonesia yang lebih luas di masyarakat. Media cetak, radio, dan televisi memperkenalkan penggunaan bahasa Indonesia yang lebih baku dan resmi, sehingga semakin mengukuhkan posisinya sebagai bahasa nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun