Lebih Interaktif dan Mendukung Engagement: Format vertikal mendorong interaksi yang lebih tinggi dengan penonton karena lebih mudah dibagikan dan dikomentari. Hal ini dapat meningkatkan engagement dan membangun komunitas yang lebih kuat di sekitar konten kamu.
Kekurangan Video Vertikal yang Perlu Dipertimbangkan:Â
Ruang Lingkup Lebih Sempit: Format vertikal memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dibandingkan dengan format horizontal, sehingga bisa membatasi pilihan pengambilan gambar. Hal ini mungkin menjadi kendala bagi kreator konten yang ingin membuat video dengan banyak subjek atau ingin menampilkan pemandangan yang luas.
Kualitas Bisa Terjejas: Jika tidak dibuat dengan benar, video vertikal bisa terlihat buram atau pecah-pecah. Hal ini karena format vertikal memiliki resolusi yang lebih rendah dibandingkan dengan format horizontal.
Tidak Cocok untuk Semua Konten: Format vertikal tidak cocok untuk semua jenis konten, seperti film atau video dokumenter yang membutuhkan ruang lingkup yang lebih luas untuk menampilkan detail cerita.
Tips Jitu Membuat Video Vertikal untuk pemula
Gunakan Tripod atau Stabilizer: Untuk memastikan video stabil dan tidak goyang, gunakan tripod atau stabilizer. Hal ini sangat penting untuk video dengan banyak gerakan atau transisi.
Pencahayaan yang Cukup: Pastikan video memiliki pencahayaan yang cukup agar terlihat jelas dan menarik. Hindari membuat video di tempat yang terlalu gelap atau terang.
Fokus pada Subjek: Pastikan subjek video selalu berada di tengah frame. Hal ini akan membantu menarik perhatian penonton dan membuat video lebih mudah dipahami.
Gunakan Rule of Thirds: Rule of Thirds adalah teknik komposisi yang membantu kamu menempatkan subjek video dengan lebih menarik. Gunakan grid pada kamera smartphone kamu untuk membantu menerapkan Rule of Thirds.
Edit dengan Kreatif: Gunakan aplikasi editing video untuk menambahkan efek, transisi, dan musik yang menarik. Hal ini akan membuat video kamu lebih hidup dan engaging.