Mohon tunggu...
Umarulfaruq Abubakar
Umarulfaruq Abubakar Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia - Yogyakarta

Saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang ingin saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua. Kenalkan (sambil mengulurkan tangan): saya Umarulfaruq Abubakar, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Sakti IKPM Gontor

2 November 2010   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312601" align="aligncenter" width="500" caption="membangun peradaban dari mesjid (http://anawidiyati.files.wordpress.com)"][/caption] Surat Mandat dari Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Darussalam pusat itu akhirnya tiba. Masa penantian dua tahun berakhir. IKPM Cabang Sudan resmi dideklarasikan di lapangan KBRI Sudan pada malam 1 November. Malam ini menjadi malam bersejarah bagi segenapa alumni Pondok Pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1926 ini. Hadirnya Bapak Duta Besar, Home dan Lokal Staff KBRI serta mahasiswa Indonesia yang berada di Sudan juga turut memeriahkan suasana. Sejak pembukaan, kawan-kawan saya sudah tampil memukau. Mulai dari MC-nya yang menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, kemudian tilawatul qur'an yang sangat merdu hingga tabuhan gendang oleh Pak Dubes yang diikuti oleh permainan api, penampilan kurcaci, dan peragaan permainan double stick, mengiringi peresmian organisasasi baru ini. Demikian pula dengan penampilan silat, nasyid, band, puisi, tari kurcaci dan beragam penampilan lainnya. Saya sangat menikmati acara malam itu dan salut dengan kreatifitas kawan-kawan. Dalam sambutannya, Ketua IKPM Cabang Sudan, Ahmad Hazani, Lc., menyatakan bahwa Gontor bukan milik satu kelompok, gontor berdiri di atas dan untuk semua golongan. "IKPM dibentuk bukan untuk memecah belah namun sebagai sambung tangan dari Gontor pusat dan sarana mengikat silaturrahmi" demikian tegasnya. Saat sambutan, Dubes  RI untuk wilayah Sudan dan Eriteria, Dr. Sujatmiko, M.A. yang hadir bersama Istri, memilih menyampaikam sambutan dengan duduk di atas panggung agar tidak kelihatan lebih tinggi dengan para hadirin, yang saat itu duduk lesehan di atas karpet yang digelar di depan halaman. Hadirnya IKPM di Sudan menambah daftar organisasi masyarakat Indonesia yang ada di negeri ini. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan bertambahnya organisasi mahasiswa seperti ini. Dinamika yang ada menjadi lebih terasa. "Ikatan ini menambah khazanah wahana persatuan yang ada di sini.  Ikatan seperti ini menjadi wahana silaturrahmi, membangun networking dan mengembangkan karya.  Harapan saya dengan adanya ikatan ini, silaturrahmi semakin akrab, karya semakin nyata, dan setelah lulus bisa berbuat untuk bangsa" demikian ungkap Pak Jatmiko dalam sambutannya.. Namun banyak juga dampak buruk dari berdirinya organisasi kelompok seperti ini. Seperti fanatisme kelompok, ruang gerak yang sempit dan lupa belajar. Oleh karena itu sejak awal, Pak Jatmiko sudah mewanti-wanti "Jangan sampai melupakan tugas utama yaitu belajar. Jangan sampai terpecah, tidak boleh  bergerak sempit, semua harus satu" Memang selalu ada yang beda ketika kita bekumpul dengan saudara-saudara setanah air ketika berada di kampung orang "Semakin jauh dari tanah air semakin bertanggungjawab dan semakin bersatu" kata Pak Jatmiko. Hal ini saya rasakan sendiri. Ada rasa kebersamaan yang saya rasakan setiap melihat warga Indonesia, darimanapun asalnya. Baik itu di tanah air atau di tempat yang lain. "Dari luar Indonesia, kita bisa meneropong tanah air kita dengan lebih utuh dan luas" kata Ibu Marwah Daud saat berkunjung ke Kairo. Perkumpulan mahasiswa seperti ini bisa dijadikan sarana untuk bersama meneropong Indonesia dan menyatukan visi apa yang kelak bisa kita berikan untuk Ibu Pertiwi nanti. Namun ada juga penyakit akut mereka yang tinggal di negeri orang; yaitu: takut pulang, menikmati kehidupan negeri orang, dan melupakan negeri sendiri. Banyak diantara abang-abang dan senior saya di Kairo yang sudah tinggal selama 15-20 tahun di negeri ini. Sebagian mereka ada yang masih kuliah, sebagian yang lain sudah bekerja. Ada yang sengaja tidak lulus, agar bisa mendapatkan visa tinggal dan bisa terus bekerja. Ya, seperti Khairul Azzam yang ada film KCB. Ada yang sudah kembali ke Indonesia, tapi balik lagi ke Kairo karena sulitnya penghidupan di negeri sendiri. Sementara di Kairo ada lapangan kerja dengan biaya hidup yang tidak terlalu mahal. Ada juga karena takut pulang, khawatir dihadapkan dengan berbagai persoalan di masyarakat dan belum merasa cukup ilmu untuk menghadapinya. Maka dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan yang ada seperti IKPM ini, hendaknya bukan sekedar menjadi wadah reuni dan kumpul-kumpul semata, tapi juga untuk saling membantu kelancaran perkuliahan, saling membagi semangat, dan saling mendorong agar segera pulang kampung untuk membawa sesuatu yang berarti bagi negeri pertiwi, sebab di sanalah ranah perjuangan kita sesungguhnya. Seperti kata Pak Jatmiko, "Di tanah air ditunggu pengabdian selanjutnya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun