Mohon tunggu...
Ike Wardhana Efroza
Ike Wardhana Efroza Mohon Tunggu... profesional -

Instruktur bahasa Inggris di Sang Bintang School. Asal Lahat, Sumatera Selatan. Cenderung plegmatis sanguinis. Suka sekali futsal dan bola basket. Berminat tentang parenting, pendidikan, dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anda Pernah Kesal? Baca Ini!

2 Desember 2013   14:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Marah, kesal, bete, jengkel atau apapun namanya adalah emosi yang manusiawi.

Pada saat yang tidak diinginkan emosi itu muncul, terasa sekali di hati kita. Langsung megang dada, "nyelekit, menusuk, jleb, menyut" atau kata-kata lain yang mencerminkan perasaan kita saat itu..

"Si Anu gak peka!", "Si Anu asal ngomong soal gue!", "Si Anu nolak gue!, "Si Anu bully gue!", "Si Anu gak nepatin janji gue!"dan lain sebagainya adalah kata-kata yang sering kali kita dengar dan kita sendiri katakan ketika "esmosi"..Wajar? wajar dong. Sekarang yang perlu kita lakukan adalah memaknainya dengan pemaknaan yang berbeda dari biasanya.

Ditolak orang, terus hati kita langsung gimana gitu rasanya. Wajar aja. Namun, kita harus memaknainya secara positif agar rasa itu tidak berlarut dan justru membuahkan sebuah sikap atau tindakan yang positif. Ketika banyak orang yang ditolak lalu merasa dirinya adalah orang yang tidak berguna, malang, sial, dan sebagainya, kita justru memaknainya dengan merasa bahwa kita sudah menghabiskan jatah dikecewakan oleh orang lain dan semakin yakin bahwa sebentar lagi akan ada penerimaan yang indah untuk kita dan dengan ini masalah-masalah yang sama akan menjadi begitu sepele buat kita, kita menjadi semakin dewasa. Wow! (bukan Jokowow!) :v

Hari ini, saya juga sedikit terganggu. Biasalah,  sikap manusia yang kadang kita tidak mengerti seringkali membuat kita "kesal". Saya tentu tidak langsung tertawa atau langsung senyum ketika dihadapkan pada kenyataan yang kita tidak sukai. Lucu kan kalo gitu? Kesal itu pasti. Tapi, saya tak ingin karena perasaan itu membuat saya menjadi sangat membenci orang yang telah membuat saya kesal, lalu dengan seenaknya mencela, menuduh, atau berbicara yang tidak pantas tentang dirinya.

Saya hanya bisa mengucap, astaghfirullahaladzim karena secara tidak sadar timbul keinginan untuk berprasangka buruk...Tidak, saya tidak ingin begitu. Yang saya inginkan adalah agar orang yang telah membuat saya kesal menyadari kesalahannya dan ke depan tidak mengulangi sikapnya. Ah, saya juga kadang terlalu khawatir, jika kekesalan saya ternyata tidak benar. Saya cuma salah sangka. Semoga saya termasuk orang-orang yang pandai mengelola emosi, begitu juga dengan Anda, para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun