Mohon tunggu...
Demokrasi Kita
Demokrasi Kita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Cara Tak Elegan ala Pasangan Syaikhu, Rela Pertaruhkan Stabilitas Daerah Demi Ambisi politik

15 Mei 2018   19:13 Diperbarui: 15 Mei 2018   19:14 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Sudrajat dan Ahmad Syaikhu membawa kaus bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden" membuat Debat Pilgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia Depok, Senin (14/5) berakhir panas.

Tindakan kurang terpuji itu menuai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari para calon gubernur dan wakil gubernur lainnya. Salah satunya dari pasangan Hasanah.

Pasangan TB. Hasanuddin dan Anton Charliyan menilai bahwa komentar Sudrajat dan Syaikhu soal #2019GantiPresiden itu tidak tepat, apalagi dinyatakan dalam debat Pilgub Jabar di tahun 2018.

Pasalnya, Pilpres baru akan dimulai pada tahun depan. Oleh sebab itu, tidak boleh ada gerakan sebelum masa kampanye yang ditentukan oleh KPU.

Kampanye terselubung seperti yang dilakukan oleh pasangan Asyik itu bisa berpotensi memberikan pengaruh buruk bagi situasi sosial  dan politik.

Hal tersebut akan membuat polarisasi masyarakat akan lebih parah. Akibatnya penyelenggaraan Pilpres tidak optimal karena diawali dengan cara yang tidak tepat.

Pasangan Hasanah juga menyebutkan bahwa tindakan kampanye terselubung itu mirip dengan cara-cara teror. Karena mereka berusaha memaksakan kehendak kepada khalayak soal kepentingan politiknya.

Penggunaan kaos #2019GantiPresiden merupakan bentuk karakter teror yang seharusnya tidak terjadi. Hal itu mempertaruhkan stabilitas sosial-politik di Jabar. Serta meningkatkan potensi terjadinya chaos di daerah hanya demi berebut kekuasaan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun